"Perempuan muda dan laki-laki dijual dengan gagasan bahwa kesuksesan perempuan terkait dengan menjadi objek dan ini memiliki konsekuensi berbahaya bagi masyarakat," imbuhnya.
Korea Selatan berjuang dengan masalah gender lainnya, dengan kesenjangan upah antara laki-laki dan perempuan di antara yang terburuk di negara maju.
Pada tahun 2018, Korea Selatan menduduki peringkat 30 dari 36 negara Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan untuk pekerjaan perempuan.
Baca: Gara-gara Dukung Seungri, Fans Indonesia Dikritik hingga Masuk Pemberitaan Korea
Baca: Netizen Korea Tampar Keras Aksi Fans Indonesia yang Berkumpul untuk Beri Dukungan pada Seungri
Meskipun negara ginseng ini memiliki tingkat pendidikan tersier tertinggi untuk wanita berusia 25 hingga 34 tahun.
"Anda tidak akan pernah bisa merasa nyaman di tubuh Anda sendiri jika Anda seorang wanita di sini," kata seorang korban kamera mata-mata kepada CNN tahun lalu.
"Hanya karena aku terlahir sebagai seorang wanita, orang-orang membuatku menjadi bahan objek. Orang-orang merobohkan tubuhku, bahkan ketika aku berada di tempat paling pribadi," lanjutnya.
Dengan pelecehan semacam itu yang begitu mengakar, para ahli memperingatkan bahwa kemajuan dalam menangani bagaimana pria mengeksploitasi tubuh wanita bisa lambat.
(Tribunnews.com/Whiesa)