TRIBUNNEWS.COM - Berikut profil Lucky Andreono, juara MasterChef Indonesia Season 1 yang meninggal di usia 41 tahun.
Juara MasterChef Indonesia season 1, Lucky Andreono meninggal dunia.
Lucky menghembuskan napas terakhirnya tadi malam, Selasa (29/3/2022) pukul 19.00 WIB.
Kabar duka ini disampaikan melalui postingan di akun Instagram komunitas Gerakan Menu Sehat Anak-anak Indonesia, @gemesin_ina.
Baca juga: Juara MasterChef Indonesia Season 1, Lucky Andreono Meninggal Dunia, Rekan MCI Sampaikan Duka Cita
Baca juga: Juara Masterchef Indonesia Season 1, Lucky Andreono Meninggal Dunia, Chef Juna: Rest in Peace Champ
"Berita Duka Cita
Telah Meninggal Dunia
MasterChef Indonesia S1
Lucky Andreono The Winner
Pada hari Selasa, 29 Maret 2022 pukul 19:00 WIB
Semoga almarhum mendapatkan ditempatkan yang layak disisi-Nya dan Keluarga yang ditinggalkan selalu diberikan ketabahan.
Gemes mohon keikhlasannya mendoakan sesuai keyakinan masing-masing.
#masterchefindonesia #luckyandreono #beritaduka #rip," tulis keterangan postingan.
Dikutip dari wikipedia, Lucky Andreono lahir pada 16 April 1980.
Lucky merupakan juara MasterChef Indonesia season 1 pada tahun 2011.
Pada tahun yang sama, ia juga mendirikan sebuah restoran bernama Lucky Grilled Ribs.
Kegemarannya dalam memasak sudah dimulai sejak dirinya duduk di bangku kelas 3 SD.
Namun, sejak awal Lucky menjalani bidang yang berbeda.
Pria asal Malang, Jawa Timur tersebut merupakan lulusan Deakin University, Australia yang berkuliah sejak tahun 2001 hingga 2004.
Semasa hidupnya, Lucky berprofesi sebagai jurutama masak, wirausahawan, hingga menjadi konsultan makanan.
Masakan pertama saat kelas 3 SD
Dikutip dari Sajian Sedap, masakan telur dadar bumbu kecap adalah masakan pertama Lucky saat kelas 3 SD.
Dari masakan tersebut, Lucky mulai membuat berbagai kreasi masakan yang dibantu oleh sang ibunda.
Tak hanya sang ibunda, nenek Lucky juga ikut berperan.
Kuliah sambil kerja sampingan di Australia
Ketika berkuliah di Melbourne, Australia, sang nenek sering berbagi rahasia meracik masakan.
Tak hanya kuliah, pria asal Malang tersebut juga harus mencari pekerjaan sampingan di Australia.
Ia pun bekerja menjadi pencuci piring di Hotel Pearl yang merupakan pengalaman paling hebat baginya.
“Selama enam bulan saya mengintip para chef mengolah makanan,” ungkap lelaki yang sejak kelas 1 SD pindah ke Jakarta itu.
Mengelola furnitur di Malang
Setelah pulang ke Malang, ia mengelola perusahaan furnitur bersama ayah dan adiknya.
Namun, Lucky tetap menerapkan hobi meracik makanan untuk keluarga dan teman.
Ikut MasterChef Indonesia karena saran dari teman yang awalnya ditolak Lucky
Suatu hari, Apid teman Lucky yang sering mencicipi masakan, memaksanya mengikuti audisi MasterChef Indonesia.
Awalnya Lucky menolak, tetapi Apid tidak menyerah dengan menelepon Lucky setiap malam supaya mendatangi tempat pendaftaran MasterChef.
Sajian pertama Lucky di MasterChef Indonesia
Dua minggu kemudian, ada panggilan untuk mengikuti audisi.
Sajian pertama yang dibuat Lucky adalah iga bakar dipadu dengan teh hitam.
“Saya deg-degan dan tidak percaya diri,” kenang Lucky.
Perjuangan Lucky untuk menjadi pemenang tidaklah mudah.
Ia harus berpisah dengan keluarganya selama 3,5 bulan guna menjalani karantina.
Waktu itu digunakan sebaik-baiknya untuk belajar masakan dari chef-chef andalan.
Menang MasterChef Indonesia karena masakan Indonesia
Masakan Indonesia jajan pasar merupakan titik awal Lucky menjadi pemenang MasterChef Indonesia season 1.
Lucky mengaku sudah mempelajari resep Indonesia untuk melawan Agus di babak grand final.
“Ini kan Master Chef Indonesia, jadi saya pikir tantangan grand final pasti masakan Indonesia,” tutur Lucky.
Tantangan menyajikan jajan pasar itu berhasil dilalui oleh anak pertama dari tiga bersaudara ini.
Dari sajian jajan pasar, Lucky akhirnya menjadi pemenang saat sampai pada sajian tumpeng.
Dari tumpeng, itu ia lolos untuk menjadi master chef pertama di Indonesia.
(Tribunnews.com/Katarina Retri)(Sajian Sedap/ Raka)
Berita lainnya terkait Lucky Andreono