TRIBUNNEWS.COM - Fuji mengaku pernah naik motor ke sekolah saat dirinya belum memiliki SIM.
Saat itu, sebenarnya ada murid lain yang tidak memiliki SIM juga naik motor ke sekolah.
Biasanya, mereka akan memarkirkan motor di beberapa warung yang jaraknya cukup jauh dari sekolah.
Namun, suatu ketika Fuji terlambat hingga dirinya terpaksa parkir di depan sekolah.
Dikutip dari YouTube Fuji an Sabtu (17/9/2022), Fuji bersama teman sekolahnya membagikan cerita.
Baca juga: Cerita Kenakalan saat SMA, Fuji Ternyata Pernah Bolos Sekolah hingga Suka Tidur di Kelas
"Jadi di sekolah gue kalau bawa kendaraan harus punya SIM."
"Terus kita yang mau bawa motor tuh bandel gitu kan, markirnya tuh di beberapa warung lah, nggak boleh di area sekolah," terang Anjani, teman sekolah Fuji.
"Aku bawa motor, dia bawa motor, ada parkiran tapi agak jauh," ungkap Fuji.
Saat itu, Fuji belum memiliki SIM dan sudah terlambat.
"Iya kalau bagian yang tidak punya SIM, kalau punya SIM itu boleh parkir di sekolah."
"Si Fuji itu kan nggak punya SIM, tapi dia telat, Guys."
"Akhirnya dia terpaksa naruh motornya di depan sekolah," jelas Anjani.
Kemudian plat motor Fuji diumumkan di speaker sekolah dan hal itu membuatnya panik.
"Terus pas kita pengen makan siang, itu disebutin plat nomor dia," sambung Anjani.
"Di speaker sekolah yang TOA-nya gede banget, 'Perhatian perhatian, untuk yang memiliki kendaraan dengan plat blablabla'."
"Plat gua tuh, Scoopy biru, wah jantung aku rasanya kayak mau copot," ucap Fuji.
Hal lain yang dikhawatirkan Fuji adalah dirinya sudah cukup banyak memiliki poin di sekolah.
Tak hanya itu, Fuji juga takut dimarahi oleh ibunya.
"Masalahnya poin aku waktu itu agak-agak lumayan."
"Nggak bakal di-drop out, cuman bakal dipanggil orang tua, tapi nanti mama tau, 'Kamu tuh ya, suka dateng telat'."
"Mama kan nggak tau kalau aku suka dateng telat dulu," jelasnya.
Akhirnya, Fuji dan Anjani memutuskan untuk kabur dan tak datang ke ruang kepala sekolah untuk mengakui kepemilikan motor.
"Kita nggak salat, kita nggak dateng ke kepsek," ucap Anjani.
Fuji takut dirinya ditanyai oleh guru saat bertemu dan memutuskan untuk menghindar.
"Bukan aku kabur dari salat, karena kalau misalnya kita salat, ntar ada guru juga lagi salat."
"Ntar aku bakal dipanggil, 'Kamu sini, motor kamu', aku takut," ujar Fuji.
"Iya, jadi kita bener-bener ngehindarin banget dari guru," sambung Anjani.
Mereka kemudian bersembunyi di kelas Anjani.
"Akhirnya kita ngumpet di kelas gua, dilindungin sama temen-temen yang lagi nggak salat."
"Kita di bawah meja, itu bener-bener ngumpet banget," ungkap Anjani.
Kemudian, Fuji pun harus menunggu cukup lama untuk pulang lantaran motornya diduduki oleh kepala sekolah.
"Jadi di kantin ada bolongan-bolongan, kita bisa ngelihat langsung keluar, itu ada motor aku."
"Aku pengen keluar, aku lihat sekitar, itu kepsek duduk di atas motor aku sambil main handphone."
"Nggak ada masalah dia duduk, cuman aku gimana pulangnya," tutur Fuji.
Kepala sekolah Fuji duduk di motornya cukup lama dan diduga kepala sekolahnya mengetahui bahwa motor itu milik Fuji.
"Itu kan kita pulang jam tiga jam setengah empat ya biasanya, dia duduk sampai setengah lima."
"Itu sekolahan udah sepi banget, dia tetep duduk di situ, nggak pindah, nggak minum, nggak makan."
"Dia kayaknya mau ngerjain gua aja deh, kapan nih gua pulang," imbuh Fuji.
Akhirnya saat kepala sekolahnya sudah pergi, Fuji mendapati kedua ban motornya kempes hingga dirinya dan Anjani harus menuntun.
"Akhirnya dia pergi juga jam setengah lima-an udah mau jam lima."
"Gua keluar, pentil motornya dicopot dua-duanya, kempes depan belakang," tutup Fuji.
(Tribunnews.com/Katarina Retri)
Berita lainnya terkait Fuji