News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan

Hasil Investigasi Visual Forensik: Polisi Tembakkan 40 Lebih Amunisi, Termasuk Gas Air Mata

Editor: Muhammad Barir
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suasana di area Stadion Kanjuruhan Kepanjen, Kabupaten Malang, seusai kericuhan penonton yang terjadi seusai laga pekan ke-11 Liga 1 2022-2023 bertajuk derbi Jawa Timur, Arema FC vs Persebaya Surabaya, Sabtu (1/10/2022) malam. Berikut fakta-fakta terkait tembakan gas air mata di Kerusuhan Stadion Kanjuruhan.

Bersama dengan pakar pengendalian massa lainnya dan empat pembela hak-hak sipil, dia mengatakan penggunaan gas air mata oleh polisi tidak proporsional.

"Menembakkan gas air mata ke tribun penonton saat gerbang terkunci kemungkinan besar tidak akan menghasilkan apa-apa selain korban jiwa dalam jumlah besar," katanya. "Dan itulah yang terjadi."

Pukul 21:39 pada Sabtu, wasit meniup peluit akhir pertandingan antara Arema FC dan Persebaya Surabaya, tim rival di provinsi Jawa Timur.

Sebagian besar penonton adalah fans Arema FC, tim tuan rumah, yang kalah dari Persebaya untuk pertama kalinya dalam 23 tahun.

Saat pemain Arema mulai meninggalkan lapangan, beberapa suporter melompati pembatas untuk mendekati mereka.

Sekitar pukul 21:45, ratusan penonton sudah berada di lapangan.

Dua menit setelah para pemain dikawal keluar lapangan, petugas keamanan yang menjaga pintu keluar mulai mendorong mundur kerumunan, membubarkan para penggemar. Ketegangan meningkat dengan cepat.

Petugas berseragam militer mulai mendorong penggemar kembali ke bagian 11, 12 dan 13, menendang mereka dan memukul mereka dengan tongkat dan perisai anti huru hara.

Beberapa penonton terjatuh saat mereka mencoba memanjat pagar besi dan kembali ke tribun.

Sekitar pukul 21:50, polisi meluncurkan gas air mata dan flash bang. Salah satu Video menunjukkan, asap yang disebabkan oleh suar dan gas melayang ke arah bagian tempat duduk selatan.

Penonton di bagian 9 dan 10 mengatakan bahwa mereka batuk dan mata mereka mulai perih.

Di bagian 12 dan 13, barisan orang hampir seluruhnya diselimuti oleh asap gas air mata. Teriakan dari tribun 13 bergema melalui tribun, kata saksi.

“Gasnya terbakar,” kenang Elmiati, 33 tahun.

Dia duduk di dekat pintu keluar di bagian 13 bersama suami dan putranya yang berusia 3 tahun tetapi dipisahkan dari mereka selama kekacauan itu. Keduanya meninggal karena luka-luka malam itu.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini