Artinya, kangkung menandakan ketahanan hidup di segala musim.
Sedangkan manggis menandakan kejujuran.
Di ujung kulit manggis ada bagian kulitnya yang menonjol menunjukkan jumlah isi dagingnya.
Jika jumlahnya enam berarti isi buahnya juga enam, tak pernah salah.
"Artinya manggis itu selalu jujur, apa yang dikatakan di luarnya selalu sesuai dengan yang di dalamnya. Itu semacam filosofi hidup orang Banjar yang diungkapkan di ukiran-ukiran di rumah adatnya," bebernya.
Rumah ini sudah pernah direnovasi, namun tak pernah mengalami kerusakan yang berarti.
Rumah ini tampak kokoh dan antarbagian papannya tidak disatukan dengan paku, melainkan hanya disambungkan dengan cara dirasukkan.
Daun pintunya pun tidak berengsel, tetapi hanya menggunakan kayu yang dirasukkan ke dindingnya.
Kendati rumah ini tampak kokoh, namun di beberapa bagiannya ada yang berlubang.
Pagarnya tak lagi lengkap jerujinya, demikian juga atapnya ada yang bolong.
Walau begitu, rumah ini tampak terawat dan bersih.
Dulu, katanya, di sekitar sini banyak rumah adat Banjar namun sudah hancur dimakan usia.
Sekarang, di Desa Teluk Selong Ulu ini hanya tersisa dua rumah adat ini yang masih utuh.
Tak heran jika kemudian kedua rumah ini sangat diperhatikan kelestariannya oleh Pemprov Kalsel dengan ditetapkan sebagai cagar budaya sejak 1989 silam.
Rumah ini tiap hari selalu dikunjungi wisatawan dari berbagai daerah dan negara.
Pemiliknya membuka waktu kunjungan tiap hari dari pukul 08.00 Wita hingga 17.00 Wita.
Memasuki rumah ini tak dipungut biaya sepeser pun.
Wisatawan bisa dengan bebas berfoto, melihat-lihat atau bertanya-tanya tentang rumah adat Banjar ini ke penghuninya.
Akses ke rumah adat ini gampang, sering dilalui angkutan umum seperti angkutan kota dan ojek.
Jalannya pun mulus beraspal walau sempit tapi masih bisa untuk dua mobil berpapasan.
Untuk angkutan kota bisa memilih jurusan ke Desa Teluk Selong Ulu.
Naiknya dari Pasar Batuah di Martapura, tarifnya Rp 5.000 per orang.
Untuk ojek dari Martapura tarifnya Rp 10.000.
Waktu tempuhnya sekitar 30 menit.
Jika dari Banjarmasin, naik Taksi Hulu Sungai dari Terminal Induk Km 6 jurusan Martapura, turun di depan Pasar Batuah.
Dari pasar itu, tinggal melanjutkan perjalanan naik angkutan kota ke rumah adat ini.
Dari Banjarmasin ke Martapura sekitar satu jam perjalanan.