Yang lebih memprihatinkan, saat dilakukan pengujian atas surat kuasa yang dipalsukan di Puslabfor Mabes Polri, yang hasilnya dinyatakan bahwa tandatangan Zainal Abidin dalam surat kuasa adalah tandatangan karangan, seolah hasilnya diabaikan. Terutama oleh pengembang.
Padahal yang melakukan pengujian dan menyatakan hasil adanya tandatangan karangan adalah institusi negara. Penegak hukum dinilai lamban dalam menindaklanjuti. Eksekutif pun cenderung acuh dengan hal ini karena proses perijinan terus berlanjut.
Sungguh disayangkan, pembuatan sertifikat yang kemudian dipecah dan dijual lalu dilegalkan oleh institusi negara dalam hal ini BPN. Bahkan, ketika ada fakta pemalsuan pun, masih diabaikan. Padahal kami tidak pernah tahu-menahu. Tapi imbasnya, kami yang dirugikan harus berjuang. Sementara mereka, dengan mudahnya mengatakan "itukan sudah lama". Pertanyaannya, apa karena sudah lama lalu kami harus mengikhlaskan?
Yang lama itu kan karena mereka menyembunyikan. Zainal Abidin dan saya, sebagai menantunya, tidak pernah menyangka bisa terjadi demikian. Namun karena takdir tuhan, kebusukan itu kini terkuak.
DR.dr.H.Zainal Abidin, DSM, Internist, Sp, GK, sudah lebih dari 13 tahun memperjuangkan pengembalian tanahnya. Sudah tak terhitung pengorbanan materi, tenaga dan waktu. Namun, ia tidak mau menyerah. Ia bertekad untuk terus memperjuangkan pengembalian tanah miliknya, memperoleh kebenarannya.
Sekarang ini DR.dr.H.Zainal Abidin, DSM, Internist, SP, GK mengemban amanah Mayjen TNI (Purn) Tono Suratman yang memimpin KONI Pusat sebagai Ketua I Bidang Litbang KONI Pusat. Sebelumnya, menjadi Ketua Bidang Sports Science dan Iptek KONI Pusat.
Dr.dr.H.Zainal Abidin, DSM, Internist, Sp, GK juga pernah menjadi Kepala Bagian Iptek Olahraga Satlak Prima Kemenpora, Ketua Sport Nutrition Program Atlet Andalan (PAL) Kemenpora, Koordinator Staf Khusus Satgas SEA Games, Dosen FKIP Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi Unisma, Ketua Iptek PB PODSI, Ketua Tim Dokter Thomas dan Uber Cup PB PBSI, Ketua Tim Dokter Olimpiade Barcelona 1992, Dokter Pelatnas Bulutangkis, Dosen Bagian Gizi FKUI, Konsultan FKON Kemenpora, Dokter Olahraga Renang Pertolongan-Duisburg, Jerman, Dokter Olahraga Sepakbola TSV, Badsteben, Jerman.
Saat menjalani pendidikan di Jerman, DR.dr.H.Zainal Abidin, DSM, Internist, Sp, GK pernah menjadi dokter umum di Universitas Johannes Wolfgang von Goethe, Frankfurt (1976), Doktor Medicine Cum Laude (1980), Dokter Ahli Penyakit Dalam , Uni Dusseldorf, Jerman (1985), Dokter Olahraga & Sport Cardiolog Uni Dortmund & STO Koin (1986).
* Andi Suhandi, penulis adalah penggiat kesenian, menantu dari DR.dr.H.Zainal Abidin, DSM, Internist, Sp, GK.