Dalam khasanah kepemimpinan, bambu kurung merepresentasikan bahwa seorang pemimpin hendaknya mempunyai laku seperti fisik bambunya yaitu sebelum berhasil menguasai ilmunya si bambu atau manusia diwajibkan laku mawas diri melihat ke bawah, ke diri sendiri sebelum menjalankan sesuatu atau mengatakan sesuatu. Karena bagaimanapun juga seorang pemimpin itu sadbo pandito ratu, satunya kata dengan perbuatan.
Itulah pesan dari bambu kurung “mikul duwur mendem jero” yang mana semua itu yang akan membentuk jiwa kita untuk menjadi lebih baik, dan menghindari diri sifat yang tercela.
Pagar Ghaib
Selain itu semua, dikalangan pengaji deling bambu kurung ini juga memiliki kegunaan sebagai perisai, utamanya perisai pagar ghaib.
Disebutkan bambu unik yang terbentuk secara alami ini memiliki tuah untuk pagar ghaib penangkal bagi yang mau niat jahat baik zhohir maupun batin dari luar.
Namanya manusia, di tengah ketatnya persaingan dunia usaha atau bisnis, bukan tidak mungkin ada upaya untuk menjatuhkan lawannya lewat serangan zhohir, yang terkadang merupakan hal yang di luar pikiran.
Itulah uniknya bambu unik. Selain memiliki nilai artistik sebagai karya seni alami, juga ada yang meyakini bahwa bambu unik ini mengandung tuah bawaan alami. Ternyata dikalangan pengaji ilmu deling bahwa bambu-bambu unik juga mengurai pesan filosofi yang terkandung didalamnya.
Di sini lewat sepotong bambu unik, selain kita diajak untuk membaca, mengagumi tanda-tanda kebesaran alam, sekaligus menjadi bukti atas kebesaran Sang Maha Pencipta, kendati lewat sepotong bambu.
Termasuk dari sepotong bambu kurung “mikul duwur mendem jero” kita pun diajak membaca dan mengungkap makna, ayat atau pesan apa yang tersirat didalamnya.
Manusia tidak akan mampu menjangkau membuka tabir misteri Dzat Allah, tapi cukup dengan mentafakuri.
Lewat tanda-tanda kebesaran alam walau hanya dari sepotong bambu ini akan semakin menebalkan iman dan keimanan juga ketakjuban kita akan kebesaran Tuhan Semesta Alam sebagai Sang Maha Pencipta. Lahawla wa laa quwwata illa billah, tak ada yang tak ada atas kehendak kuasaNya, Amin!!!
* Alex Palit, citizen jurnalis “Jaringan Pewarta Independen”, pecinta dan kolektor bambu unik, pendiri dan admin “Komunitas Pecinta Bambu Unik Nusantara’ (KPBUN).