Dikirimkan oleh Muhammad Amir Ma’ruf, S.ST Staf Seksi Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik Badan Pusat Statistik Kabupaten Alor
TRIBUNNEWS.COM, ALOR - 8-14 Oktober mendatang sepertinya akan menjadi hari yang sibuk bagi pemerintah dan masyarakat Bali khususnya.
Setelah perhelatan Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang agustus ini, Indonesia kembali dipercaya sebagai penyelenggara world class event. Kali ini dunia mempercayakan Indonesia untuk menyelenggarakan IMF-WB Annual Meeting (AM) 2018 di Nusa Dua, Bali.
Acara tersebut merupakan pertemuan tahunan rutin yang diselenggarakan oleh Dewan Gubernur IMF dan World Bank Group.
Baca: Bakamla RI dan BNN Kejar Kapal Pengangkut Narkoba
Maksud dari pertemuan bukan hanya ajang rapat rutin kedua lembaga dunia tersebut, AM 2018 ini juga dimaksudkan sebagai ajang pertemuan para pelaku ekonomi seluruh dunia untuk bertukar pikiran maupun melakukan berbagai kerja sama.
Diperkirakan, lebih dari 2000 pertemuan baik itu sektor privat maupun lembaga bisnis dan lembaga keuangan dari 189 negara akan terjadi pada acara yang belangsung tujuh hari tersebut.
Tak hanya itu, lebih kurang 15000 orang baik itu delegasi, akademisi maupun media akan tumpah ruah di Pulau Dewata Oktober mendatang.
Baca: IHSG di Zona Hijau oleh Deklarasi Capres-Cawapres
Terpilihnya Indonesia sebagai tuan rumah IMF-WB Annual Meeting 2018 tentu menandakan dunia percaya bahwa Indonesia memiliki stabilitas politik, keberhasilan dalam bidang ekonomi, dan keamanan yang terjamin.
Proses terpilihnya Indonesia sebagai tuan rumah pun melalui mekanisme yang panjang. Dimulai dari pengutaraan minat dan proposal pada September 2014, hingga mengalahkan 2 (dua) kandidat lain yakni Mesir dan Senegal dan diakhiri dengan penetapan Indonesia sebagai tuan rumah pada Oktober 2015.
Sejak saat itu pula pemerintah mulai mempersiapkan segala sesuatunya demi kelancaran acara dan memperlihatkan “wajah” Indonesia.
Tak tanggung-tanggung, pemerintah mengeluarkan dana 855,5 milyar Rupiah guna perhelatan besar ini. Dana tersebut digunakan untuk pembangunan infrastruktur dan sarana pendukung lain.
Momen langka
Sebelum mengajukan diri sebagai tuan rumah, pemerintah tentu sudah menghitung dampak dari terselenggaranya perhelatan tersebut bagi perekonomian Indonesia.
Perhelatan tersebut diperkirakan akan dihadiri 3500-5000 investor yang siap memberikan investasi, 500 CSO, lembaga internasional, dan delegasi lain.