Momen ini memang seharusnya tidak disia-siakan pemerintah untuk ajang promosi Indonesia. Sepantasnya, perhelatan tersebut memberikan manfaat terutama dibidang ekonomi baik itu investasi, perdagangan, maupun pariwisata.
Tak hanya itu, dengan diselenggarakannya event bertaraf internasional tersebut di Indonesia maka expose media internasional terhadap Indonesia akan lebih intens.
Hal ini menjadi buah simalakama bagi pemerintah. Disisi lain memberikan keuntungan terhadap eksplorasi potensi Indonesia agar dikenal dunia, namun juga dapat menjadi bumerang apabila pemerintah tidak mampu memanfaatkannya dengan baik.
Harus pandai mengambil kesempatan
Ditengah hingar-bingar perhelatan ini, pemerintah juga harus jeli dalam mengambil kesempatan. Bappenas memperkirakan total pengeluaran peserta selama acara tersebut sebanyak 943,5 milyar Rupiah.
Tentu bukan jumlah tersebut saja yang diharapkan menambah devisa negeri ini, namun multiplier effect yang berkelanjutan dari perhelatan tersebut juga harus dirasakan masyarakat Indonesia.
Salah satu hal yang diharapkan adalah meningkatnya Foreign Direct Investment (FDI) yang mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Selain itu, investasi yang masuk juga harus mampu menyentuh sektor UMKM agar dapat berkembang. Keinginan ini juga harus dibarengi dengan kesiapan sektor UMKM untuk mendunia.
Pemerintah dan masyarakat dituntut kompak untuk mewujudkan sektor UMKM yang mampu bersaing dengan perusahaan yang lebih besar. Selain partisipasi aktif dan kreatifitas pelaku UMKM, pemerintah juga harus menjamin keberadaan UMKM agar tidak tergerus kapitalisasi.
Manfaat lain yang dapat dirasakan yaitu sektor perdagangan. Banyaknya pertemuan yang akan terjadi diharapkan menghasilkan banyak perjanjian perdagangan yang menguntungkan.
Pemerintah mesti jeli dalam melakukan transaksi perdagangan jangan sampai perdagangan yang terjadi nantinya memberikan dampak buruk bagi produk lokal. Pemerintah harus mampu mendorong perdagangan yang berorientasi ekspor non bahan mentah. Sehingga produk lokal akan mendunia.
Satu sektor yang diharapkan merasakan dampak IMF-WB Annual Meeting 2018 adalah sektor pariwisata. Dengan adanya perhelatan tersebut yang disertai intens-nya expose media internasional, dunia dapat lebih mengenal potensi pariwisata di Indonesia sehingga mendatangkan lebih banyak wisatawan terutama wisatawan mancanegara.
Terlebih, pada tahun 2020 mendatang pemerintah menargetkan 20 juta wisatawan datang ke Indonesia. Tentu dengan banyaknya wisatawan yang datang diharapkan mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang dirasakan masyarakat kalangan menengah-bawah sekalipun.
Sebelum hal itu terwujud, kesiapan para pelaku pariwisata juga harus diperhatikan. Pembangunan pariwisata berkelanjutan yang berwawasan lingkungan mutlak digalakkan.