Tidak menepuk dada sendiri, tapi merangkul semuanya. Tidak mengedepankan kata: Pokoknya, tapi mengutamakan kebersamaan.
Hal ini perlu saya ketengahkan mengingat belakangan ini timbul gejolak. Ketidak puasan sebagian anggota KONI, cabor dan KONI Prop selepas Musornas, Selasa (2/7/14). Saya sengaja tidak ingin menyebut jumlah dan latar belakang gejolak.
Saya ingin mengajak seluruh sahabat baik yang pro maupun kontra untuk kembali melihat dua peristiwa awal dunia olahraga kita seperti di atas. Saya ingin semua pihak berkepala dingin dan saling mengedepankan kepentingan yang jauh lebih besar.
Saatnya, para stake holder olahraga nasional mampu memberi contoh pada para politisi, para aktivis non-olahraga lainnya, bahwa sportivitas, persatuan dan kesatuan lebih utama dari kepentingan individu atau kelompok.
Tapi, jika dunia olahraga yang bernapaskan sportivitas, kejujuran, dan kesetaraan saja sudah tak bisa bersatu, lalu, apa lagi yang bisa kita harapkan dapat mempersatukan bangsa ini?
"Saya akan merangkul semuanya. Hanya olahragalah yang dapat mempersatukan bangsa ini!" begitu tukas Marciano Norman, mantan Ketua Umum Taek Kwondo Indonesia yang telah terpilih oleh mayoritas anggota KONI untuk menggantikan Tono Suratman.
Ya, kita ketahui bersama, keadaan politik nasional pasca pilpres 2018, masih belum cair. Benar bahwa keadaan tampak tenang, tapi kekecewaan di sebagian besar rakyat, masih ada. Kita tidak berharap ada sesuatu yang merugikan negeri bisa terjadi.
Untuk itu, inilah saatnya kita yang bergerak di dunia olahraga, dunia yang selalu bernapaskan dengan sportivitas, selalu bertindak laku jujur, senantiasa menampilkan persahabatan. Saatnya kita kedepankan semua kemuliaan itu.
Salam olahraga.
* M. Nigara, Wartawan Olahraga Senior