News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Prudent Sambil Wujudkan Kemudahan Berbisnis (EODB)

Editor: Rachmat Hidayat
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (kanan) berbincang dengan awak redaksi Tribun Network dalam acara kunjungan Pimpinan MPR RI ke Redaksi Tribunnews di Palmerah, Jakarta, Rabu (18/12/2019). TRIBUNNEWS/DANY PERMANA

Oleh Bambang Soesatyo,Ketua MPR RI/
Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia

TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA- tak beda dengan 2019, perekonomian global tahun 2020 pun masih berselimut ketidakpastian.

Maka, strategi pengelolaan ekonomi yang penuh kehati-hatian (prudent), sebagaimana telah dipraktikan Indonesia sepanjang 2019, patut dipertahankan dan dilanjutkan sepanjang 2020.

Baca: Catatan Akhir Tahun Ketua MPR: Kemenangan yang Mempersatukan

Patutlah untuk disyukuri karena pertumbuhan ekonomi nasional tahun  2019 masih bisa diupayakan bertahan di kisaran 5 persen.

Gambaran tentang indikator pertumbuhan ekonomi ini seharusnya menjadi faktor pembangkit optimisme masyarakat.

Utamanya karena level pertumbuhan itu bisa dicapai ketika perekonomian global masih dirundung masalah ketidakpastian.

Baca: Omnibus Law dalam Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan dan Prespektif Negara Hukum Indonesia

Terjaganya kinerja perekonomian nasional yang positif itu tentunya berkat pengelolaan yang berlandaskan penuh kehati-hatian.

Dinamika perekonomian global tahun 2020 praktis masih sama dengan 2019. Dari aspek pertumbuhan tetap kurang prospektif.

Faktor penyebab ketidakpastiannya tetap sama, yakni berlanjutnya perang dagang Amerika Serikat (AS) versus Tiongkok, plus faktor rumitnya pemisahan Inggris dari perekonomian atau pasar tunggal UE (Uni Eropa) alias Brexit. 

Proses Brexit seperti sedang menghadapi kebuntuan.

Baca: Bamsoet: Sistem Pemilu Sekarang Penting Dipertahankan

Selain itu, bahkan ada potensi terjadinya eskalasi ketidakpastian oleh faktor AS. Pertama, kisruh mengenai keberlanjutan proses pemakzulan Presiden Donald Trump.

Kedua, faktor pemilihan Presiden AS pada November 2020. Dunia pada umumnya, dan sektor bisnis pada khususnya, akan menunggu sosok presiden terpilih dari negeri Paman Sam itu.

Sebab, sosok presiden terpilih akan menentukan arah dan model kebijakan ekonomi AS.

Baca: Ketua MPR Klaim Jokowi Tak Ingin Ubah Ketentuan Masa Jabatan Presiden

Jika Trump terplih lagi, dunia masih harus menghitung lagi dampak perang dagang. Ceritanya tentu menjadi bisa berbeda jika presiden AS terpilih adalah sosok yang baru.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini