Oleh: Prof Dr Taruna Ikrar, M.Pharm., PhD.
(Pacific Health Sciences University, California, USA)
CORONA Virus Diseases (COVID-19) mewabah secara global atau menjadi pandemik.
Bahkan telah menginfeksi lebih 2 jutaan penduduk dunia dan lebih 180 negara di seluruh dunia, dengan tingkat kematian yang sangat tinggi hingga ratusan ribu pasien.
Wabah ini bisa menjadi ancaman bukan saja kesehatan tetapi ancaman resesi ekonomi global dan sosial.
Khusus di Amerika Serikat, telah mewabah ke seluruh penjuru negeri, meliputi 50 negara bagian, dengan episentrum COVID-19 adalah New York.
Jumlah infeksi sampai dengan hari ini adalah 699.862 jiwa, dan tingkat kematian 37.242 jiwa dari seluruh jumlah test dengan menggunakan swab & qPCR telah mencapai lebih 4 jutaan sampel.
A. ANGKA KESAKITAN & KEMATIAN COVID-19
Viruscorona COVID-19 begitu cepat menular akibat memiliki 4 sifat yang menunjukkan virulensi yang sangat reaktif, yaitu:
1. Menular dari orang ke orang (human to human),
2. Menular pada saat penderita belum/tidak ada gejala (asymptomatic),
3. Menular trans-species (bisa antara species),
4. Entry point penularannya bukan hanya via pernapasan (not only via respiratory), tetapi bisa menginfeksi jaringan mukosa, seperti pada selaput mukosa atau lendir pada mata, juga saluran pencernaan, dan tentu saja lewat saluran pernapasan, sebagai jalur utama penularan penyakit ini.
Baca: Masih Beroperasi Saat Pemberlakuan PSBB, 23 Perusahaan di Jakarta Ditutup Sementara
Tingginya tingkat kematian akibat COVID-19, berdasarkan hasil peneltian ilmuwan, ada 3 fakta penting yang ditemukan pada pasien tersebut:
1]. Gagal Pernapasan (Acute Respiratory Disorder Syndrome) yang diakibatkan oleh akumulasi mucuse di paru-paru khususnya dalam alveolus.