Bagaimana bisa dari otak seseorang yang berpribadi suci, atau paling tidak merasa suci, semacam Maaher menyembur kata-kata kotor?
Kalau dari otak Nikita meluncur kata-kata kotor, itu sudah biasa. Meskipun tetap tak bisa dibenarkan.
Siapa Menang?
Usai "tweet war" (perang cuit), Nikita dan Maaher saling ancam lapor polisi, bahkan kini sudah melapor. Lantas, siapa yang akan keluar sebagai pemenang?
Tidak hanya lapor polisi. Maaher juga mengancam akan menggeruduk rumah Nikita dengan massa yang tak kepalang tanggung jumlahnya: 800 orang!
Maaher sudah mendapat tambahan kekuatan dari Rizieq Syihab. Saat berceramah di kediamannya di Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat, dalam rangka Maulid Nabi Nuhammad SAW dan menikahkan putrinya, Najwa Syihab, Sabtu (14/11/2020), Rizieq, sebagaimana Maaher, menyebut Nikita sebagai, maaf, "lon**".
Bagaimana bisa dari mulut seorang habib yang konon suci, dan mungkin disucikan, membuncah kata-kata kotor? Kata adalah cerminan hati.
Hati adalah sumber dari akhlak. Akhlak bangsa saat ini sedang hendak ia revolusi.
Adapun Nikita mendapat tambahan kekuatan dari hanya 50 orang pendukungnya yang mayoritas emak-emak yang menyalakan lilin di Bundaran Hotel Indonesia (HI), Sabtu (14/11/2020) malam, namun harus bergeser ke kawasan Monas, Jakarta Pusat, karena diusir polisi.
Baca juga: Sebut Nikita Mirzani Wanita Tunasusila, Ustaz Maaher: Kenyatannya Tindakan Dia Lebih Tidak Beradab
Nikita, 34 tahun dan "single parent" dari tiga anak, juga mendapat tambahan amunisi, yakni jejak digital Maaher di media sosial yang diduga menyerang kehormatan Habib Luthfi Bin Yahya dari Pekalongan.
Meski sudah dihapus, namun jejak digital itu tak akan pernah hilang.
Ada seseorang yang kemudian melaporkan Maaher ke polisi terkait Habib Luthfi.
Rumah Nikita di bilangan Petukangan, Jakarta Selatan, kemudian mendapatkan penjagaan dan pengamanan dari Polres Jaksel. Inilah yang memicu kritik dari Rizieq bahwa, mohon maaf, "lonte" dijaga polisi.
Nikita yakin, Maaher akan masuk penjara. Lalu bagaimana dengan Nikita?