Berbagai simpul organisasi pelajar Indonesia di luar negeri, mesti diberdayakan sebagai duta bangsa dalam kerangka people-to-people diplomacy, khususnya terkait dengan isu-isu Papua.
Komunitas diaspora Indonesia, bersama dengan pelajar Indonesia di luar negeri sebagai agen intelektual diharapkan selain membawa citra positif terhadap Indonesia, juga dapat mengajak masyarakat luar negeri untuk lebih memahami permasalahan yang terjadi di Papua secara obyektif dan berimbang, sehingga narasi-narasi negatif dan agitatif yang dibangun oleh jaringan gerakan separatisme Papua tidak diterima mentah-mentah.
Lebih lanjut, diplomasi semesta perlu mengedepankan aspek dan pendekatan sosial-budaya Papua sebagai instrumen soft power.
Dalam konteks ini, Pemerintah Indonesia perlu terus menguatkan upayanya dalam memperkenalkan budaya Papua dan Indonesia Timur ke dunia.
Hal ini untuk menanggulangi dan menepis kesalahpahaman yang tercipta dari narasi para avonturir dan oportunis politik-ekonomi yang mengambil keuntungan dari konflik di Papua.
Lewat diplomasi semesta, harapannya bangsa Indonesia dan generasi kepemimpinan nasional saat ini dapat menghimpun seluruh kekuatan dan simpul politik, ekonomi, dan sosial-budaya yang ada untuk menuntaskan isu Papua.
(*)
1. PhD Candidate at Coral Bell School of Asia Pacific Affairs, The Australian National University
2. PhD Candidate at Crawford School of Public Policy, The Australian National University. Anggota Dewan Pengawas PPI Dunia 2021-2022 dan Anggota Dewan Penasehat PPI Australia 2021-2022.