News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Memperingati Konferensi Asia Afrika dalam Situasi Saat Ini

Editor: Eko Sutriyanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Konferensi Asia Afrika

Oleh : Retnowati Abdulgani-Knapp  *)

KITA  sudah beberapa kali membaca dan menulis mengenai Konferensi Asia-Afrika atau Konferensi Bandung pada bulan April 1955.

Konsep konferensi awalnya dimulai sebagai bagaimana negara negara bekas penjajah bereaksi terhadap kolonialisme dan bagaimana membangun dunia di mana semua bangsa berdiri di pijakan yang sama.

Yang terpenting adalah bagaimana setiap negara harus bersikap untuk mencapai dunia yang damai.

Selama konferensi, salah satu diskusi terpanas adalah apakah Republik Rakyat Tiongkok (RRT) harus diundang.

Oposisi datang dari negara-negara timur tengah karena mereka khawatir dengan ideologi komunisme RRT.

Pada akhirnya, panitia konferensi mengajukan pertanyaan:

“Jika RRT tidak diundang. Apa arti Asia?”

Kemudian RRT diundang. Meskipun pada awalnya RRT tidak terdaftar sebagai pembicara, namun pada menit-menit terakhir RRT memutuskan untuk berbicara.

Baca juga: Menko Airlangga Sambut Baik MoU Kerja Sama Ekonomi Digital dengan Republik Rakyat Tiongkok

Pada saat itu, delegasi RRT di ketuai oleh PM Zhou Enlai telah menunjukkan kemampuan diplomatiknya dengan sangat baik.

Tidak hanya menerima dengan bijaksana kecelakaan Putri Kashmir, pidato PM Zhou Enlai telah menjadi cara luar biasa untuk menunjukkan pandangan RRT dalam urusan dunia:

“Kami datang ke Bandung bukan untuk melihat keragaman kami, tetapi untuk mencari persatuan.”

Pernyataan ini tepat dan dapat diartikan sebagai salah satu pilar terpenting dalam kebijakan non-intervensi dalam masalah negara lain.

Sejak KAA/Konferensi Bandung, RRT mulai bergerak perlahan namun pasti untuk mendapatkan kembali posisinya dalam hubungan internasional.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini