Ada kesan pemaksaan untuk menghubung-hubungkan sesuatu yang sesungguhnya tidak ada hubungannya. Dalam ilmu logika ini disebut dengan istilah "causal fallacy".
Pernyataan yang menuduh Anies (via relawan) secara serampangan terkait pengeroyokan terhadap Ade Armando sangat disayangkan.
Pernyataan tersebut tidak berkelas, dan ini untuk yang kesekian kalinya.
Diungkapkan: "Jika benar itu relawan Anies, maka ini ada hubungannya dengan provokasi Pengeroyokan terhadap Ade Armando".
Pernyataan ini pertama, si penuduh "bermain kata" dengan pernyataan "jika betul itu relawan Anies".
Ini tentu jauh dari bijak. Apalagi, yang mengungkap adalah seorang public figure. Perlu juga dicek, siapa yang ngechate seperti itu.
Kapan WAG itu dibuat. Polisi mesti menelusuri dan mengungkap siapa orang ini, dan kapan WAG ini dibuat, agar dunia maya tidak dipenuhi dengan prasangka, praduga dan bermacam stigma.
Kedua, dari pernyataan itu, jelas ada premis yang keliru. Kalau kita bedah dengan kaidah silogisme, kira-kira pernyataan itu begini:
premis mayornya:
"Relawan Anies itu Provokator".
Premis minornya:.
"Si A itu melakukan provokasi".
Kesimpulan:
Maka "si A itu relawan Anies".
Seolah ada kesimpulan bahwa relawan Anies adalah provokator.
Siapapun yang melakukan provokasi, itu pasti relawan Anies. Ini kan logika menyesatkan.
Ini akar dari kesalahan fatal dari pernyataan itu. Dan banyak pernyataan-pernyataan sebelumnya berpangkal dari kesalahan premis sesat ini.