News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tentang BJ Habibi, Erbakan dan sebuah Diplomasi Persahabatan yang Ideal bagi Dubes Turki

Editor: Husein Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pengasuh Pesantren Bina Insan Mulia, Cirebon, KH. Imam Jazuli, bersama Dubes Turki, Lalu Muhammad Iqbal, di Turki, Kamis (12/1/2023).

Ratusan ribu sarjana, master dan doktor jebolan kampus yang dibangun dan dikembangkan Erbakan yaitu Necmettin Erbakan university, Marmara University, Istambul teknology University dll, hari ini berperan penentu atas industrialisasi Turki yang sangat masip dan telah mengubah wajah turki menjadi negara Industri. Ini sebuah Perjuangan akademik yang patut di teladani para politisi di negeri kita tercinta.

Tetapi dalam karir dan pengabdiannya pada negara yang begitu cemerlang pada negara ini apakah sebanding dengan karir politiknya?

Sudah menjadi rahasia umum, ada semacam paradoks. Karena karir politik keduanya hanya seumur jagung dengan perjalanan yang amat pelik.

Barangkali sebuah bangsa, memang membutuhkan bayangan yang bagai hantu tentang dirinya: antara jelas dan tak jelas. Dibalik kisah heroik kepahlawannya dua sosok itu, ada kisah yang mengganjal, yaitu ada ketidak sambungan pertautan dan juga jarak. 

Betapa sering kita mendengar kegeniusan BJ Habibi seperti tak mendapat tempat di negeri sendiri, bahkan cenderung seperti dikebiri, hal yang sama terjadi pada Erbakan.

Jika tampak ada yang bertentangan di sini, mungkin itu juga menunjukkan bahwa sebuah bangsa—seperti yang ditulis oleh banyak sejarawan—memang mengandung ketegangan dan keterpautan antara yang asing dan yang tak asing dalam dirinya sendiri. Dan, itu terjadi pada kedua sosok pahlawan itu.

Orang yang pertama kali melihat fenomena itu adalah Benedict Anderson. Dalam Imagined Communities-nya yang terkenal itu, ia menulis: ”Orang-orang besar dan berjasa sering dibenamkan oleh sekolompok orang yang over ego pada kekuasaan. Meski demikian, sosok itu tetap saja luar biasa di mata rakyat. Karena sosok itu sarat dengan anggitan tentang ’kebangsaan’ yang membayang bagai hantu.”

Ungkapan itu ada benarnya, sebab di mata pak Dubes Iqbal, dua sosok itu lebih dari Sang pejuang teknologi, pejuang islam dan demokrasi bangsanya, tapi juga contoh teladan diplomat persaudaraan dari hubungan dua negara yang ideal.

Bayangkan, Kedutaan Indonesia di Ankara Turki punya tanah seluas 1,2 hektar (terluas ke 3 di dunia) itu adalah hadiah dari Ebarkan tahun 96.Demikian pula kedutaan Turki di Rasuna hadiah dari BJ habibi 99. Sebuah persahabatan yang luar biasa indah buat masing-masing bangsanya bukan? Wallahu 'alam bisahwab.

*Penulis adalah Alumni Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri; Alumni Universitas Al-Azhar, Mesir, Dept. Theology and Philosophy; Alumni Universiti Kebangsaan Malaysia, Dept. Politic and Strategy; Alumni Universiti Malaya, Dept. International Strategic and Defence Studies; Pengasuh Pondok Pesantren Bina Insan Mulia, Cirebon; Wakil Ketua Pimpinan Pusat Rabithah Ma’ahid Islamiyah (Asosiasi Pondok Pesantren se-Indonesia); Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Periode 2010-2015.*

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini