Alhasil, baksos operasi katarak pun disambut antusias masyarakat. Operasi yang dilakukan tim dokter mata Perdami sangat professional, dan menggunakan obat-obatan serta peralatan yang mutakhir.
Tercatat 246 penderita katarak Puncak Jaya berhasil dioperasi, dan mereka bisa kembali melihat terangnya dunia. “Kitorang Melihat Terang”, menjadi tagline yang sangat pas.
“Saat baksos operasi katarak yang pertama, Agustus 2022 kebetulan saya terkena covid-19 yang kedua, sehingga tidak bisa ke sini. Dari pada baksos kedua awal Februari 2023 ini saya hadir dengan lingkup kerjasama tanpa batas. Dengan skala yang lebih besar,” tambahnya.
Rajut Kolaborasi
Pada baksos “Kitorang Melihat Terang”, Doni tak ingin hanya operasi katarak. Harus lebih dari itu. Untuk mewujudkannya, pertama-tama Doni menghubungi Dr. Velix Vernando Wanggai, SIP, MPA yang menjabat Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pemerintahan dan Wawasan Kebangsaan, Sekretariat Wakil Presiden RI. Velix Wanggai juga duduk di Badan Percepatan Pembangunan Papua.
“Sebab, tanpa dukungan dari pusat, akan sangat besar tantangan untuk mewujudkannya. Pak Wanggai menyambut positif, bahkan mengambil alih pertemuan berikutnya. Semua pihak yang terkait pun diundang rapat di Kantor Set Wapres. Hadir dari Mabes TNI, TNI-AD, TNI-AU, TNI-AL, Polri, Ditjen Pajak, dan unsur-unsur lain,” papar Doni.
Ditambah, lanjut Doni, bergabungnya Yayasan Pundi Amal Peduli Kasih (YPP). Sebuah wadah yang merupakan komitmen Grup Elang Mahkota Teknologi (EMTEK) dalam bidang sosial dan kemanusiaan sebagai wujud tanggungjawab sosial perusahaan. Aktivitas sosial mereka adalah Pundi Amal di SCTV dan Peduli Kasih di Indosiar.
“Selain Emtek, belasan perusahaan swasta menyatakan diri ikut memberi bantuan. Karena itulah, paket sembako yang kami bagikan bisa mencapai 3.000. Anak-anak juga kami bawakan obat cacing dan obat pilek akut. Karena saya lihat banyak sekali anak-anak yang menderita itu,” kata Doni.
Sumbangan lain berupa mainan anak-anak, alat olahraga (bola sepak, bola voli dan sarung tinju), dan selimut.
“Untuk mengangkut logistik sebanyak itu ke Wamena, lanjut ke Puncak Jaya, jelas bukan persoalan mudah. Karena itulah saya menyebut baksos ini hasil kolaborasi tanpa batas. Bahkan sampai saat ini, masih ada sekitar lima ton bantuan yang masih menunggu jadwal penerbangan Hercules TNI-AU,” tambah Doni.
Dukungan Perdami
Dukungan penuh juga disampaikan Ketua Umum Perdami, Prof dr Budu, PhD, SpM (K), MMed Ed. Tak kurang dari 3.000 dokter spesialis mata anggota Perdami berharap kerjasama seperti ini bisa dilanjutkan.
“Saya sangat terkesan. Pertama, saya sudah sering ke Papua, tapi ini kunjungan pertama saya Puncak Jaya. Kedua, pola kolaborasi tanpa batas yang dibangun pak Doni Monardo sungguh luar biasa. Perdami sangat bersyukur dilibatkan dalam kegiatan yang sangat humanis ini,” ujar pria asal Sulawesi Selatan, itu.
Pola seperti ini, bukan tidak mungkin akan menjadi jalan paling efektif bagi Perdami untuk menuntaskan persoalan bangsa di bidang mata.