Tak lama setelah purna tugas, sejumlah seniornya di TNI-AD memintanya menjadi Ketua Persatuan Purnawirawan TNI Angkatan Darat (PPAD). Tugas senior yang tak bisa ia tolak. Segera setelah mengemban tugas Ketua Umum PPAD (2021 – 2026), Doni segera menggulirkan visi-misi “politik kesejahteraan”.
Silaturahmi Nasional (Silatnas) PPAD di Sentul dihadiri Presiden Joko Widodo, para Menko dan sejumlah menteri, serta pejabat militer lainnya. Itulah kali pertama, tergelar acara silaturahmi purnawirawan dalam skala yang sangat besar.
Belum kering para purnawirawan membicarakaan peristiwa itu, Doni sudah menggagas sumbangan ratusan ribu bibit pohon aneka jenis untuk Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Kalimantan Timur. Secara simbolis, sumbangan bibit pohon itu diterima Menteri PUPR, Basuki Hadimulyono, November 2022.
Inilah bentuk partisipasi masyarakat atas kerja besar pemerintah membangun lokasi ibu kota negara yang baru. Moralnya adalah, rakyat pun boleh berpartisipasi, dalam aneka bentuk dukungan dan kegiatan.
Terkait sumbangan bibit pohon tersebut, PPAD merangkul sejumlah pihak, di antaranya Mabes TNI, TNI AD, Kadin Indonesia, MIND ID, Indika Energy Group, dan lain-lain.
Hari ini, saat Doni berulang tahun ke-60, sebagian besar bibit pohon tersebut sedang dalam perjalanan (laut) menuju Kalimantan Timur.
Jejak-jejak Doni
Semua jejak Doni tadi terekam dan tersusun dalam sejumlah buku. Ini merupakan slice of life dari Doni Monardo.
Masing-masing, “Secangkir Kopi di Bawah Pohon: Kiprah Doni Monardo Menjaga Alam”, “Sepiring Sukun di Pinggir Kali: Kiprah Doni Monardo Menjaga Alam”, “Titik Nol Corona: Doni Monardo di Pusaran Wabah”, “Satu Komando Doni Monardo: Jurus-jurus Penanganan Bencana, Satu Sistem, Satu Manajemen”.
Tiga judul di antaranya bahkan sudah diterjemahkan dalam versi bahasa Inggris. Dan beberapa judul di antaranya, sudah mengalami beberapa kali cetak ulang, oleh penerbit PT Citra Media Jayakarta Nawa Asta (CJNA). Selain dikirimkan kepada para sahabat, buku itu juga dijual bebas secara online.
Di luar tiga judul buku di atas, saat ini juga tengah disusun buku ke-4 yang berjudul “Pelangi Doni Monardo”. Buku setebal kurang lebih 400 halaman itu disusun Egy Massadiah dan Roso Daras. Isinya, warna-warni bak belangi. Meski begitu, sebagian besar berisi kegiatan Doni Monardo menjaga alam, setelah pensiun.
Semua buku Doni Monardo menyajikan banyak kisah menarik. Termasuk kebiasaan Doni melakukan berbagai terobosan dan perubahan. Contoh kecil, para pengungsi lazimnya kerap makan ala kadarnya. Namanya juga di pengungsian.
Tapi tidak untuk Doni. Ketika gempa melanda Mamuju Sulawesi Barat Januari 2021, Doni mendatangkan khusus pasukan pemasak spesialis masakan Padang. Jadilah para relawan, petugas serta pengungsi lahap dan senang. Setidaknya bisa mengurangi beban derita yang tengah dialaminya. Contoh itu ada pada kisah Joni Azro yang menyajikan sekitar 10 ribu bungkus makanan setiap hari. Semua itu dikisahkan tuntas dalam buku "Satu Komando"
Belum lagi kisah spesial, bagaimana ia mengembangbiakkan pohon beringin khusus yang tumbuh di Istana Presiden. Doni melihat, beringin istana tidak sama dengan kebanyakan pohon beringin di tempat lain. Ia pun menugaskan Yon Kawal Paspampres yang berjaga di sana, untuk tidak lupa mengumpulkan bini-biji pohon beringin yang jatuh, lalu menyerahkan kepada Doni untuk disemai.