News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Mengapa Organisasi Sebaiknya Jangan Abaikan Keinginan Gen Z Lakukan Pekerjaan Jarak Jauh?

Editor: Willem Jonata
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi Gen Z.

Selain itu, 54% responden memandang kerja jarak jauh bermanfaat bagi kesehatan mental—sebuah pertimbangan krusial di dunia yang serba cepat ini.

Meningkatnya keinginan karyawan akan lingkungan kerja yang fleksibel terjadi bersamaan dengan meningkatnya ambang masalah kesehatan mental.

Hampir 46% Gen Z melaporkan bahwa mereka merasa stres atau cemas di tempat kerja hampir sepanjang waktu.

Tekanan-tekanan terkait pekerjaan ini, seperti keseimbangan yang tidak memadai antar kehidupan kerja dan pribadi, waktu perjalanan pulang-pergi kerja yang panjang, dan dinamika kerja di kantor yang tidak sehat merupakan dampak teratas dari beban keuangan sehari-hari serta kesehatan dan kesejahteraan anggota keluarga yang membebani Gen Z.

Memberikan kesempatan kepada para individu untuk menyesuaikan jam kerja dan lokasi kerja sesuai kebutuhan mereka masing-masing, dapat membantu menumbuhkan rasa keleluasaan dan kendali.

Keleluasaan ini dapat menghasilkan keseimbangan yang lebih baik antara kehidupan kerja dan pribadi, mengurangi stres yang muncul akibat perjalanan pulang-pergi kerja, serta meningkatkan peluang untuk pemeliharaan diri dan relaksasi.

Selain itu, pengaturan kerja yang fleksibel dapat mengakomodasi preferensi dan rutinitas individu, mendorong integrasi yang lebih sehat antara kerja dan kehidupan pribadi serta, pada akhirnya, berkontribusi terhadap penurunan tingkat stres dan peningkatan kesehatan mental.

Pemberi kerja yang terbiasa merekrut generasi milenial harus menyadari bahwa Gen Z adalah kelompok yang berbeda dengan prioritas yang berbeda. 

Bagi Gen Z, mengejar fleksibilitas serta menjaga keseimbangan antara kehidupan kerja dan pribadi adalah hal yang sangat penting.

Pemberi kerja yang mempertimbangkan konsekuensi dari mendesak pekerja jarak jauh untuk kembali bekerja penuh waktu di kantor, perlu mencatat bahwa 77% Gen Z yang bekerja secara jarak jauh atau hibrid akan mempertimbangkan untuk berhenti jika mereka diminta untuk bekerja penuh waktu di kantor. 

Baru-baru ini, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy menyampaikan pesan untuk mendukung generasi milenial dan Gen Z.

Menko Muhadjir menyatakan bahwa generasi milenial dan Gen Z harus memiliki penguasaan teknologi digital sebagai keterampilan yang utama. Pergeseran pola pikir ini sangat penting dalam konteks kerja jarak jauh yang lebih luas, karena hal ini membuktikan keinginan Gen Z di Indonesia untuk memanfaatkan fleksibilitas yang diberikan oleh teknologi digital.

Kesadaran mereka akan potensi transformatif keterampilan digital di pasar kerja modern mendasari pandangan strategis mereka. Mereka memahami bahwa kemahiran dalam teknologi digital bukan sekadar keterampilan yang diinginkan namun merupakan penentu penting kesuksesan jangka panjang mereka.

Dengan menerapkan sistem kerja jarak jauh, Gen Z di Indonesia menegaskan diri mereka sebagai pribadi yang berpikiran maju yang menyadari bahwa kesuksesan profesional tidak lagi terbatas pada ruang kantor atau lokasi geografis tertentu.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini