Perang Rusia-Ukraina yang sudah berlangsung dua tahun kian hari memperlihatkan dampak negatif bagi para sponsor Ukraina.
Namun mereka masih berusaha dengan segala cara menjaga narasi perlawanan terhadap Rusia, lewat serangkaian sanksi ekonomi yang dijatuhkan Uni Eropa dan Inggris.
Jerman menjadi negara industrialis dan ekonomi terkuat di Eropa yang mulai merasakan efeknya. Resesi terjadi akibat negatifnya pertumbuhan ekonomi negara itu.
Biaya energi melesat seiring terhentinya impor langsung migas murah dari Rusia. Jerman masih mengimpor migas Rusia tapi dari pihak ketiga.
Jerman sebelumnya menikmati pertumbuhan tinggi, industri yang kokoh berkat sumber energi murah dari Rusia.
Rusia dan Jerman bahkan membangun pipa migas Nord Stream-1 yang mengalirkan gas dari Rusia. Proyek raksasa berikutnya Nord Stream-2 dibangun Rusia dan Jerman.
Tapi Nord Stream-2 ini disabot sejak lama oleh AS supaya gagal, dan akhirnya jaringan pipa laut itu diledakkan di perairan Swedia-Norwegia pada akhir 2022.
Seharusnya, pipa Nord Stream-2 akan menyalurkan gas langsung dari Rusia ke Jerman, dan diprediksi bakal memperkokoh industri negara itu.
Presiden Vladimir Putin menyatakan peledakan pipa Nord Stream-2 di perairan Swedia dilakukan AS. Versi Putin ini sejalan laporan investigatif jurnalis senior AS, Seymour Hersh.
Perkembangan politis terbaru dari perang proksi NATO versus Rusia ditandai laporan mengejutkan media terkemuka AS, New York Times.
NYT merilis fakta operasi rahasia CIA di Ukraina yang mendirikan selusin pangkalan intelijen di perbatasan Ukraina-Rusia.
Tapi NYT menyebut operasi itu dijalankan sejak 2016, sesuatu yang ditentang Moskow. Kemenlu Rusia menyatakan, operasi itu dijalankan sebelum 2014 yang berpuncak kudeta Maidan.
Juru bicara Kemenlu Rusia, Maria Zakharova menjelaskan, CIA telah membantu melatih mata-mata Kiev, ekstrimis, teroris, para preman yang bergerak di antara 2013-2014.
“Menyamar sebagai kekuatan demokrasi dan warga sipil, mereka yang ambil bagian dalam Maidan dilatih di pangkalan-pangkalan di Polandia dan negara-negara Baltik. Kami sudah membicarakan hal ini sejak lama,” kata Zakharova.