Lokasi ini berada pas di pinggiran Kawah Ratu, medan berganti hutan belantara, menjadi jalur bebatuan khas kawah gunung, dan bau belerang sudah mulai tercium aromanya.
Kawasan ini memiliki tanjakan yang terjal dan lumayan curam.
Ditempat inilah menjadi saksi bisu tepatnya diantara bebatuan tanjakan terjal ini, terdapat sebuah monument yang sengaja dibuat untuk mengenang “Supriyadi”, yang merupakan salah satu anggota komunitas pecinta alam “Cadas” yang telah meninggal saat mendaki ke Kawasan Kawah Ratu disebabkan menghirup gas beracun yang dikeluarkan oleh kawah.
Tanpa berlama – lama karena cuaca yang cukup terik perjalanan pun dilanjutkan, rute kali ini pengunjung akan melewati kawah mati.
Pemandangan yang disajikan sangat bagus, ada bebatuan dan pasir putih, dan pohon – pohon yang tumbuh tanpa daun. Setelah menempuh perjalanan dengan waktu yang kurang lebih 20 menit dari Kawah Mati dengan melalui akses pendakian yang menurun menuju ke bawah kawah, akhirnya destinasi yang kami tuju sampai, yaitu Kawah Ratu.
Rasa capek mendaki pun terbayar karena disini dimanjakan pemandangan yang sangat mempesona. Bebatuan belerang putih dengan pasir disekitar, dengan diselimuti asap tebal yang menandakan Tingkat belerang cukup tinggi.
Sekumpulan asap ini tidak mengganggu penglihatan, namun menimbulkan kesan yang indah.
Di kawasan ini juga memiliki beberapa titik yang dimana air belerang tersebut berwarna abu-abu yang bisa disaksikan mendidih karena air tersebut adalah air panas yang keluar menyembur dari tanah.
Pesona dari pemandangan yang disajikan di Kawah Ratu membuat pengunjung mengabadikan moment yang nantinya dapat diunggah di media sosialnya.
Tidak jauh dari akses jalan yang menuruni kawah, penggunjung juga dimanjakan dengan aliran sungai belerang yang berwarna biru tosca.
Sungai yang memiliki aliran air berwarna biru tosca itu mengalir dan membelah bebatuan, dapat dilihat posisi belakangnya berlatar gunung dengan asap belerang yang mengepul ke atas.
Tibanya di Kawah Ratu sekitar pukul 13.00, dan rombongan kami memutuskan untuk beristirahat. Menikmati keindahan ini, beberapa dari kami ada yang berpencar, ada yang foto-foto, ada yang membangun tenda dan menikmati bekal yang dikemas dari rumah.
Setelah kami puas mengabadikan moment dan beristirahat, kami memutuskan untuk kembali turun.
Akses jalan yang dilalui hampir sama dengan tracking di awal, namun hanya saja jalan yang dilalui tersebut dengan cara turun.