Sekitar 1,5 jam perjalanan, saya tertinggal rombongan dan hanya berdua dengan teman dekat saya, namun disitu kami tidak begitu takut karena ada pendaki lain yang sedang turun juga.
Bebatuan yang cukup licin membuat saya hiloang keseimbangan dan kaki kanan saya terkilir. Kejadian yang sungguh apes bagi saya, rasanya sungguh amat nikmat, tetapi saya tidak menggurungkan waktu lama – lama karena saya harus sampai loket dan menyusul rombongan.
Melanjutkan perjalanan walaupun sedikit pincang dan hingga pada akhirnya saya ditolong oleh salah satu rombongan yang berasal dari Jakarta. Pengunjung tersebut diberikan sebatang bambu yang memiliki tinggi kurang lebih 160 centimeter.
“Teh, jalan nya pelan – pelan aja soalnya licin. Eh tapi kaki nya kayanya terkilir ya, yaudah nih teh pakai tongkat punya saya aja” kata pria yang kisaran umurnya 23 tahun.
Tanpa pikir panjang saya menerima tongkat itu dan tidak lupa mengucapkan terima kasih kepadanya.
Lalu saya dan teman saya melanjutkan perjalanan, hingga 45 menit berjalan akhirnya kami tiba di loket pembelian karcis.