News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Irawati Putri Lolos di 9 Kampus Top Dunia, Kini Kuliah S2 di Stanford University

Editor: Toni Bramantoro
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Irawati Puteri

A. Stanford University (Law school and Graduate school of Education)
B. Harvard University
C. University of Michigan
D. Columbia University
E. University of Chicago
F. Cornell University
G. University of California, Berkeley
H. University of Pennyslvania
I. New York University

Survive di Tengah Kondisi Ekonomi Keluarga

Ira tumbuh dari keluarga yang memiliki kesulitan dalam ekonomi. Ayah dan Ibunya bekerja serabutan untuk menghidupi Ira beserta kedua adiknya.

Namun kendati demikian, Ayahnya selalu mengajarkan anak-anaknya untuk tidak menyalahkan keadaan. Ira dan keluarganya tinggal di lingkungan kumuh yang berlokasi di Jakarta berukuran 3x3, serta untuk 1 porsi makanan dibagi untuk lima orang.

Tak hanya itu, bahkan untuk merasakan makan daging, Ira mengaku harus menunggu perayaan Hari Raya Idul Adha. Tinggal di rumah petak yang banyak tikus menjadi pengalaman hidup yang tak akan mungkin Ia lupakan.

Even ketika kita lagi kesusahan pasti akan selalu ada berkat, bukan berarti dalam kondisi yang sulit tidak ada berkat” ungkapnya. Ira mengaku berkatnya datangnya dalam bentuk support dari kedua orang tuanya.

Semisal ketika Ia kerja, karena orang tuanya tau mungkin mereka tidak bisa memenuhi kebutuhan Ira secara finansial, maka kedua orang tuanya mencoba untuk memberi dukungan dalam bentuk energi atau dalam bentuk dukungan moral.

Ia mengungkapkan bahwa kedua orang tuanya bukan tipikal orang tua yang melarang Ira dalam melakukan apapun, Ira diberi kebebasan untuk melakukan dan mencoba segala hal karena orang tuanya yakin bahwa Ira tidak akan melakukan hal yang macam-macam.

Sewaktu awal-awal masuk SMA, Ira bercerita bahwa dirinya sempat di bully karena selalu memakai baju yang lusuh atau bau matahari. Orang-orang jarang mau berteman dengannya karena mereka pikir Ira bukan dari bagian mereka.

Namun, Ira tidak memusingkan hal tersebut karena dirinya merasa tidak ada waktu untuk menghiraukan apa yang mereka pikir tentangnya. Ira menekankan bahwa Ia cuma memikirkan bagaimana caranya bisa survive hari ke hari.

Saat itu dirinya juga mendapat kekuatan karena Ia merasa punya prioritas lain yang mana seluruh energi dan pikiran harus Ia alokasikan ke hal tersebut.

“Starting point orang selalu berbeda-beda dan itu bukan salah mereka juga. Kalau misalkan hati kita dengki, itu akan bikin segala sesuatu dijalaninnya lebih berat. Fokus sama perkembangan diri sendiri hari demi hari, daripada mengukur pencapaian orang lain yang jelas-jelas starting pointnya beda.”

Tak hanya aktif dalam berprestasi, siapa sangka di umur 16 tahun Ira sudah membantu kedua orang tuanya untuk mencari nafkah. Ia bekerja sebagai Sales Promotion Girl di booth Chicken Nugget di mana pada pukul 06.00 WIB Ia sudah harus ada di booth tersebut.

Pulang larut malam karena seharian bekerja menjadi SPG sudah menjadi hal yang lumrah baginya. Ayahnya, biasa menjemput menggunakan motor butut. Selain menjadi SPG, Ira juga bekerja sebagai guru les serta menjadi penerjemah.

Pada akun Instagram pribadi miliknya, Ira mengatakan bahwa Ia mulai bekerja dari 2014 awal, apapun dilakukan waktu itu untuk mendapatkan uang. Memulai karir lebih awal sangat membantunya untuk menjadi penopang keluarga. Bahkan pundi-pundi rupiah yang didapat Ia gunakan untuk membayar uang sekolahnya.

Tips Belajar Bahasa Inggris Ala Ira

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini