Kita berharap saatnya prestasi Merah-Putih sungguh-sungguh bisa kita banggakan. Kita berharap Merah-Putih dan Indonesia Raya dinyanyikan sesaat timnas kita akan berlaga di Piala Dunia.
Meski demikian, tak sedikit pun rasa hormat dan persahabatan saya pada Oom Liong Ho, satu-satunya saksi hidup sejak timas Olimpiade Merlbourne, 1956, Alm. Mas Gareng, Oom Sinyo Aliandu, Risdianto, Ronny Pati, Rully Neere, Bambang Nurdiansyah, Dede Sulaiman, Syamsul Arifin, Herry Kiswanto, Patar Tambunan, Hermansyah, serta seluruh mantan skuad tim nasional kita, berkurang. Kekaguman dan rasa bangga saya tetap tinggi pada mereka semua.
Begitu juga untuk FH Hutasoit, seorang pegawai Pemerintah DKI Jakarta, yang tak kenal lelah untuk membina di klub Jayakarta. Hutasoit merupakan tokoh yang hidupnya jauh lebih banyak di lapangan ketimbang di belakang meja sebagai pejabat.
Bagaimana pun juga, mereka telah berjuang dan telah mengabdikan diri untuk bangsa dan negara. Bukan sekedar cuap-cuap mencari kontroversi.
Demikian pula, saya tetap berterima kasih pada mantan para ketua umum serta pengurus PSSI dari zaman ke zaman. Mereka sudah berjibaku dengan niat yang luar biasa.
Tentu, rasa hormat yang tinggi saya haturkan untuk mantan Ketum Iwan Bule yang mengawali semua perjalanan ini.
Terpenting, terima kasih yang tak terhingga untuk Ketum Erick Thohir, Waketum Zainudin Amali, Ratu Tisha, serta seluruh esko PSSI dan Sekjen yang telah membawa PSSI ke jalur yang mendekati kebenaran.
Selamat ulang tahun PSSI, semoga sepakbola Indonesia bisa meraih kejayaan.
Aamiin ya Rabb
*M. Nigara, Wartawan Sepakbola Senior