Keterlaluan kata si Raja dangdut Rhoma Irama dalam sebuah lirik lagunya.
Perilaku penguasa yang menyimpang itu telah disanggah oleh para intelektual pejuang demokrasi di dalam maupun di luar kampus perguruan tinggi di seantero negeri.
Disoroti pula oleh masyarakat internasional.
Namun, dianggap angin lalu.
Dan di sisi lain tentu saja, perilaku penguasa itu dibela mati-matian oleh dayang-dayangnya, kaum penjilat dan penikmat kekuasaan, orang-orang bermentalitas feodal, Asal Bapak Senang (ABS) dan safety player, tak peduli nasib negeri.
Kini, tinggal kita tunggu ketuk palu hakim penjaga konstitusi sebagai kaum negarawan yang berumah di atas awan untuk berani pasang badan mengoreksi penyimpangan perilaku penguasa yang terlalu teranak itu agar kezaliman pemimpin tak dibiarkan, konstitusi tak dilanggar, dan yang terpenting masa depan negara demokrasi tak dipertaruhkan.