Ketika AS dan sekutunya menggempur Taliban dan Al Qaeda Afghanistan, Pakistan menjadi tumpuan terdekat militer AS.
Padahal intelijen Pakistan lah yang membesarkan Taliban, dan menggunakannya sebagai proksi di negara tetangganya.
Ketika AS membanjiri Afghanistan dengan tentara dan peralatan tempurnya memburu Osama bin Laden, kejutan lain muncul.
Osama bin Laden dan keluarga bersembunyi di sebuah rumah besar di Abottabad, Pakistan. Letak rumahnya sangat dekat dengan Akademi Militer Abottabad Pakistan.
Pasukan komando AS secara rahasia menyerbu rumah persembunyian Osama bin Laden. Konon tanpa sepengetahuan Pakistan, dan mempermalukan elite negara ini.
Belakangan, Pakistan mendekat ke China. Negara ini membeli skuadron jet tempur J-10C dari China, dan berupaya mengurangi ketergantungan terhadap AS.
Secara ekonomi, Pakistan menjadi mitra dagang dan investasi besar dengan China.
Pendulum politik Pakistan ini menarik, dalam persepektif kawasan, mengingat pengaruh AS mulai mengendur setelah pasukan terakhir AS ditarik dari Afghanistan.
Lantas mengapa Ebrahim Raisi datang ke Pakistan saat turbulensi politik Timur Tengah ada di titik tinggi?
Secara formal dijelaskan, kunjungan pemimpi Iran ini bertujuan meningkatkan perdagangan dan menyelesaikan masalah perbatasan.
Raisi bertemu Perdana Menteri Shehbaz Sharif, sekaligus memperbaiki hubungan setelah adu balas serangan rudal pada Januari 2024.
Raisi juga bertemu Jenderal Asim Munir, panglima militer Pakistan, yang memiliki pengaruh politik dan ekonomi yang besar di negara Asia Selatan tersebut.
Topik perdagangan dan ekonomi, kemungkinan berfokus pada upaya Iran menarik perhatian Pakistan pada minyak mereka yang diblokade barat.
Memiliki perbatasan langsung artinya akan memudahkan aliran minyak, dan juga peningkatan konektivitas pasok energi, termasuk listrik.