Kini mereka tidak lagi berputar hingga 20 kilometer, hingga memakan waktu 1 jam perjalanan, tapi keberadaan TMMD ke-122 mampu memangkas jarak tempuh tinggal 2 kilometer dan perjalanan cukup 15 menit saja bisa keluar dari dusun.
Kualihkan pandangan pada prajurit yang tergabung dalam Satgas TMMD ke-122 yang terlihat kelelahan.
Seketika nuraninya terketuk, “Istirahat dulu!” perintahku.
“Istirahat, makan dan minum. Badan kalian harus tetap sehat. Masih banyak pekerjaan yang menanti, jadi jaga kesehatan. Ayo istirahat,” perintahnya lagi.
Dan langsung dijawab kompak, "Siap komandan!"
Seketika semua menghentikan pekerjaanya. Menyemut, mengitari bakul berisi nasi bungkus daun jati, juga minuman yang telah disiapkan. Merekapun telihat lahap meski dengan lauk sederhana.
Bisa kubayangkan, cuaca panas membuat mereka para anggota Satgas yang berjumlah 150 orang dari dua matra TNI, yakni Angkatan Darat (AD) dan Angkatan Laut (AL) dibantu personel Kepolisian, harus bekerja keras untuk menyelesaikan jalan ini.
Hampir saja aku pesimis, ketika tiba-tiba Komandan Satuan Setingkat Kompi (Dan SSK) Kapten Inf Maningsun, meyakinkanku.
“Tenang Komandan. Masyarakat di sini membantu pekerjaan Satgas. Setiap hari bergiliran tanpa kita minta,” yakinnya menghilangkan keraguanku.
Kutepuk pundaknya, kemudian pandanganku beralih pada anggota Satgas yang sedang menikmati makan siang. “Semangat terus. Selesaikan tugas kalian tepat waktu!” kataku menyemangati.
Entah air mata ini nyaris tumpah menyaksikan semangat mereka. Walau aku tahu benar perjuanganya begitu berat.
Mengangkut batu, memalu, lalu menatanya, butuh kerja keras. Kuperhatikan tangan-tangan mereka melepuh, terkelupas, namun semangat mereka terus menyala. Terus dan terus bekerja tanpa kenal lelah.
Sinergi TNI-Rakyat
Kebersamaan itu pula yang mendapat apresiasi Komandan Korem (Danrem) 073/Makutarama Kolonel Inf Ari Prasetya, SE, MHan.