Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Industri Perbankan Jepang Mulai Kelabakan Tergilas Krisis

krisis mulai menggilas bisnis perbankan Jepang. Bahkan, bank-bank beraset besar justru yang paling kelabakan mencari celah demi menggenjot kinerja.

Editor: Sugiyarto
zoom-in Industri Perbankan Jepang Mulai Kelabakan Tergilas Krisis
firststatebali.com
ILUSTRASI 

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Krisis mulai menggilas bisnis perbankan Jepang. Bahkan, bank dengan ukuran aset terbesar justru yang paling kelabakan mencari celah demi menggenjot kinerja. Perlambatan permintaan kredit di sektor perumahan dan industri membuat industri perbankan memutar otak.

Lahan bisnis dalam negeri dianggap kurang menjanjikan lagi. Sebagai salah satu inisiatif, akhirnya perbankan negeri Sakura ini membidik pasar luar negeri. Peluang ini diambil dengan memanfaatkan kondisi pesaing beratnya yakni perbankan asal Eropa yang tengah sekarat dihajar krisis lebih dahulu.

Korea Selatan merupakan wilayah yang diincar karena dianggap paling bersih dari dampak krisis. Dua konglomerasi besar yang dibidik Jepang adalah Samsung Electronics dan Hyundai Motor.

Bank besar yang bersaing ketat masuk dengan membidik konglomerat Eropa adalah Mitsubishi UFJ Financial Group, Mizuho Financial Group dan Sumitomo Mitsui Financial Group. Ketiganya menyatakan sudah menyiapkan amunisi dan berkomitmen memberikan pendanaan bagi perusahaan-perusahaan Korea yang akan berekspansi membangun pabrik microchip dan perakitan kendaraan.

"Kami telah mempelajari bisnis, rencana belanja modal dan mengejar pendanaan potensial. Perbankan Eropa menghadapi waktu terberat sedangkan kami masih dapat bangkit," terang Takahiko Yasuhara, general manager Muzuho Corporate Bank, unit Mizuho Financial Group.

Perlu diketahui, hingga 31 Maret 2012, jumlah pinjaman yang diberikan oleh ketiga bank terbesar Jepang di Korea itu tumbuh hingga 28% menjadi 1,07 triliun yen atau setara dengan US$13,3 miliar. Jumlah tersebut tidak termasuk pinjaman ke anak usaha asal Korea yang berbisnis di luar negeri.

Sedangkan pertumbuhan kredit korporasi di dalam negeri justru stagnan dalam periode yang sama. Kabar komitmen pendanaan terbaru muncul bulan lalu saat Mizuho, SMFG, Bank Pembangunan Korea dan Merrill Lynch menyuntik dana pinjaman bertenor lima tahun senilai US$ 184,7 juta kepada anak usaha Posco, produsen baja terbesar kedua di Asia.

Berita Rekomendasi

"Minat pinjam perusahaan Korea sedang tinggi-tingginya," ujar Kazuki Kato, Bankir Senior Sumitomo. Sumitomo dan Mitsubishi sudah mengirim delegasi yakni 20 bankir yang ditempatkan di New York, London dan Tokyo.

Tak berhenti di pembiayaan korporasi, Sumitomo berencana melebarkan penyaluran kredit ke sektor perdagangan dan pengelolaan dana tunai. Ekspansi bisnis bank asal Jepang sangat terbuka mengingat mereka memiliki modal berlimpah namun gagal diserap pengusaha dalam negeri. (*)

BACA JUGA:


Sumber: Kontan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas