Jabar Perlu Revitalisasi Mesin Industri
Revitalisasi mesin untuk industri dinilai sangat diperlukan di Jawa Barat.
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Revitalisasi mesin untuk industri dinilai sangat diperlukan di Jawa Barat. Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jabar, Dedy Widjaja, mengatakan rata-rata mesin di industri Jabar sudah berumur 25 tahun.
"Di Jawa Barat, rata-rata umur mesin industri sudah 25 tahun. Revitalisasi diperlukan agar kualitas barang meningkat. Produktivitas juga jadi lebih tinggi," ujar Dedy saat ditemui di Kantor Perwakilan Wilayah VI Jawa Barat - Banten, Jalan Braga, Selasa (18/3).
Dedy mengatakan di Jabar ada sekitar 300 industri yang belum melakukan peremajaan atau revitalisasi mesin. Soal apa yang menjadi kendala belum adanya tindakan revitalisasi dari industri-industri tersebut, ia mengakui belum mengetahuinya. Yang jelas, revitalisasi patut dilakukan, apalagi dengan adanya kenaikan upah.
"Selain membuat harga jadi bersaing, ini harus dilakukan seiring dengan kenaikan upah di Jawa Barat. Ketika upah naik, produksi harus meningkat juga, karena harus menutupi pengeluaran perusahaan untuk membayar upah," tutur Dedy.
Dedy menegaskan harus ada perhatian juga dari pemerintah. Beberapa tindakan yang diperlukan, yakni seperti investasi mesin. Investasi tersebut dengan bunga empat persen sudah dinilai cukup.
"Fasilitas lain, seperti pengurangan pajak. Adanya revitalisasi mesin, kemungkinan akan meningkatkan produktivitas sebesar 40 persen," ujar Dedy.
Terkait pertumbuhan industri di Jawa Barat, Dedy mengatakan tahun ini bisa mencapai enam persen. Meski pemerintah menargetkan pertumbuhan nasional sebesar 5,2 persen, Dedy yakin Jabar bisa melampaui karena infrastruktur lebih bagus.
"Perekomonian di saat-saat ini, seharusnya aman-aman saja. Pasti setelah bulan Juli kondisi akan kembali stabil dan aman," kata Dedy.
Ia mengumpamakan perekonomian di Indonesia ini Autopilot, sudah berjalan dengan sendirinya.
"Kita ini sudah autopilot. Industri bisa berjalan dengan baik asal pemerintah jangan banyak merecoki kami. Peraturan jangan berganti-ganti terus. Investasi itu kan butuh waktu lama, bisa 5 sampai 10 tahun," tegas Dedy. (feb)