Perbankan Mulai Pangkas Bunga Simpanan
Suku bunga deposito perlahan mulai menguncup seiring kondisi likuiditas bank yang mulai longgar.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Kisah perebutan dana masyarakat di industri perbankan tampaknya tak lagi seru. Pasalnya, suku bunga deposito perlahan mulai menguncup seiring kondisi likuiditas bank yang mulai longgar.
Perang suku bunga tinggi memang tak bisa dielakkan saat likuiditas di pasar kering. Taswin Zakaria, Direktur Utama Bank Internasional Indonesia (BII), mengatakan pertumbuhan likuiditas tiap bulan hanya Rp 11 triliun. Duit tersebut menjadi rebutan 120 bank. Itu sebabnya, bank mengerek suku bunga tinggi untuk memikat nasabah. Padahal, “Suku bunga tinggi sebetulnya hanya dinikmati deposan itu-itu saja yang pindah dari satu bank ke bank lain,” tukas Taswin.
Nah, memasuki paruh kedua tahun ini, kondisi likuiditas sedikit melonggar. Makanya, sebagian bank memilih menurunkan bunga deposito. Awal Agustus lalu, Bank Central Asia (BCA) memangkas bunga deposito sebesar 25 basis points (bps) dari 9,25% menjadi 9%. Pemangkasan ini berlaku untuk simpanan berjangka dengan nominal di atas Rp 25 miliar.
Bulan ini , Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengaku akan kembali menurunkan bunga deposito sebesar 50 bps. Alhasil, suku bunga deposito di BCA dengan nominal di atas Rp 25 miliar menjadi 8,5%. Sementara, suku bunga untuk deposito dengan nominal di bawah Rp 25 miliar tetap sebesar 7,75%.
Langkah bank milik Grup Djarum ini memangkas suku bunga deposito tentu bukan tanpa alasan. Menurut Jahja, penurunan bunga deposito lantaran likuiditas BCA saat ini termasuk sangat longgar. Rasio kredit terhadap simpanan atawa loan to deposit ratio (LDR) berada di level 74%. Padahal, LDR industri perbankan sudah berada di atas 90%.
Langkah BCA memangkas suku bunga deposito diikuti Bank Mandiri. Bank terbesar di Indonesia itu menurunkan bunga deposito sebesar 25 bps dari 6,25% menjadi 6% pada awal bulan ini. Direktur Utama Bank Mandiri Budi G. Sadikin bilang, pemangkasan suku bunga lantaran bank pelat merah ini telah mencapai kondisi likuiditas yang lebih baik untuk mendukung pertumbuhan kredit dan aset produktif sesuai target dalam anggaran 2014.
Dalam keterangan resminya, Budi mengatakan, kondisi likuiditas di pasar uang rupiah saat ini semakin longgar dibandingkan dengan periode menjelang Lebaran. Pertimbangan ini juga menjadi alasan Bank Mandiri memangkas bunga deposito. Selain itu, penurunan bunga deposito mempertimbangkan suku bunga dana rupiah yang diperkirakan akan stabil. “Ini pertimbangan Bank Mandiri menyesuaikan tingkat suku bunga dana yang berlaku saat ini,” kata Budi.
Bank Rakyat Indonesia (BRI) juga ikut memangkas bunga deposito mulai bulan ini. Direktur Keuangan BRI Ahmad Baiquni mengatakan, penurunan bunga deposito di BRI bervariasi tergantung jumlah dana. Namun, penurunan bunga deposito maksimal sebesar 50 bps.
Namun, suku bunga baru ini hanya berlaku untuk deposan anyar. Adapun, deposan lama yang belum jatuh tempo masih menggunakan suku bunga lama. “Bunga deposito kami kisaran 4,25% hingga 6,75% tergantung tenornya,” imbuh Baiquni.
Beberapa bank besar lain tak mau ketinggalan memangkas bunga deposito. Bank Danamon, misalnya, malah mulai menurunkan bunga deposito sejak Juni lalu. Vera Eve Lim, Direktur Keuangan Bank Danamon, mengatakan, likuiditas di perbankan mulai longgar lantaran pertumbuhan kredit melambat. Karena itulah, Danamon menurunkan bunga deposito di kisaran 25 bps–50 bps.
Bank CIMB Niaga juga memangkas bunga deposito di kisaran 25 bps–50 bps. Budiman Tandjung, Head of Liabilities Product CIMB Niaga, bilang, pemangkasan bunga deposito agar CIMB Niaga bisa memberikan bunga kredit yang lebih kompetitif.
Sementara itu, Bank Bukopin memilih menurunkan bunga deposito secara perlahan-lahan khusus untuk deposito dengan nominal kecil alias ritel. Glen Glenardi, Direktur Utama Bank Bukopin, mengatakan, rata-rata suku bunga deposito ritel di Bukopin saat ini berkisar 7%–9%. Sebelumnya, Bukopin sempat menawarkan bunga deposito di kisaran 9%–10%. Untuk deposito dalam jumlah besar, Bukopin masih mematok suku bunga 9%–12%.
BII juga sudah memangkas suku bunga deposito berkisar 60 bps–70 bps. Taswin mengatakan, hingga akhir tahun ini, BII berencana menurunkan kembali suku bunga deposito. Namun, langkah tersebut akan dilakukan setelah melihat kondisi pasar dan likuiditas. Yang jelas, BII sementara ini berupaya tidak lagi menaikkan suku bunga deposito.
Menekan biaya dana