Jelang MEA, Indonesia Harus Belajar dari Korea Selatan
pemerintah Korea Selatan mengajak negara-negara di Asia Tenggara untuk ikut bersama-sama memajukan diri dalam bentuk kerja sama.
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG - Dalam rangka menyongsong ASEAN Economic Community (AEC) atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada tahun 2015, pemerintah Korea Selatan mengajak negara-negara di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, untuk ikut bersama-sama memajukan diri dalam bentuk kerja sama.
Hal tersebut disampaikan oleh Duta Besar Korea Selatan untuk ASEAN H.E. Baek Seong Taek pada kunjungannya ke Universitas Multimedia Nusantara, Kamis (20/11/2014).
"Indonesia memiliki potensi untuk mendukung suksesnya AEC 2015. Jika AEC sukses, ASEAN akan menjadi pasar yang besar dan kompetitif bagi negara-negara lain," tutur dia.
Rektor Universitas Multimedia Nusantara Dr. Ninok Leksono menyebutkan, berbagai aspek bisa dipelajari Indonesia dari Korea Selatan, khususnya untuk industri kreatif. "Kita bisa belajar banyak pada Korea (Selatan). Salah satunya adalah keberhasilan diplomasi budaya, seperti K-Pop," ujar Ninok.
Ninok menambahkan, diplomasi budaya yang dimaksud yaitu menyebarkan pengaruh positif kepada masyarakat dunia melalui budaya lokal. Sehingga, budaya sendiri tidak serta merta ditinggalkan, tetapi juga bisa bersaing di dunia internasional.
Selain diplomasi budaya, faktor lain yang harus juga diperhatikan yaitu kemitraan antarbangsa yang konstruktif sehingga dapat berkontribusi pada stabilitas regional. Hubungan baik dengan negara-negara tetangga tetap harus dijaga dan kerja sama yang berlangsung bisa tetap lancar.
Faktor ekonomi, kata Ninok, juga memiliki peran penting. Masyarakat Indonesia, melalui pemerintah, dapat mengambil ilmu pada sistem ekonomi negara ASEAN. Dengan belajar pada negara maju, Indonesia bisa memiliki preferensi yang banyak dan dapat menentukan kebijakan serta arah pembangunan bangsa akan seperti apa.
Dalam acara ini, turut hadir kolumnis Jakarta Biz-Post, Kim Yong Wook. Kim membawakan topik mengenai K-Wave and Globalization, yang menampilkan bagaimana Korea Selatan, melalui film drama, lagu-lagunya, dan aktor serta aktrisnya dapat diterima dan karyanya dinikmati hampir di seluruh dunia.
"Budaya yang dibawakan Korea dalam industri kreatifnya tidak melulu mengedepankan sisi Korea, tetapi juga mengangkat persoalan sehari-hari yang mungkin dialami oleh orang di mana pun, seperti cinta, persahabatan," kata Kim.(Andri Donnal Putera)