Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Jepang Bisa Dicontoh untuk Tangani Kecelakaan Pesawat

Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menyatakan Indonesia perlu membenahi penanganan kecelakaan moda transportasi udara.

Editor: Sanusi
zoom-in Jepang Bisa Dicontoh untuk Tangani Kecelakaan Pesawat
Puspen TNI/Puspen TNI
Panglima TNI Apresiasi Pengangkatan Black Box AirAsia QZ-8501- Panglima TNI Jenderal TNI Dr. Moeldoko didampingi Kasal Laksdya TNI Ade Supandi, Kasau Marsdya TNI Agus Supriyatna, Ketua KNKT Tatang Kurniadi, para Asisten Panglima TNI, Kapuspen TNI Mayjen TNI M. Fuad Basya dan beberapa pejabat teras Mabes TNI kembali mengunjungi perairan Selat Karimata guna memberikan apresiasi dan penghargaan kepada prajurit TNI yang terlibat dalam pencarian pesawat Airasia QZ-8501 khususnya setelah keberhasilan pengangkatan Flight Data Recorder (FDR), salah satu bagian dari kotak hitam (black box) di perairan Karimata Kalimantan Tengah, Senin (12/1/2015). (Puspen TNI) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menyatakan Indonesia perlu membenahi penanganan kecelakaan moda transportasi udara.

Ketua Pengurus Harian YLKI Sudaryatmo mengatakan, salah satu penanganan kecelakaan pesawat yang terbaik dilakukan oleh Japan Airlines. “Bagaimana penanganan korban yang ideal. Di kita banyak kasus yang menyebabkan korban meninggal seperti Mandala, Adam Air bahkan sebagian korban tidak ditemukan, Sukhoi, dan terakhir AirAsia. Sayangnya, kita tidak punya pola ideal perlindungan konsumen,” kata Sudaryatmo dalam diskusi, Minggu (25/1/2015).

Sudaryatmo lantas mencontohkan, Japan Airlines adalah salah satu maskapai yang memiliki penanganan korban kecelakaan yang baik. Waktu itu 12 Januari 1985, Japan Airlines mengalami kecelakaan 12 menit setelah tinggal landas dari Bandar Udara Haneda, Tokyo. Sebanyak 520 orang meninggal dunia dari total penumpang 524 jiwa.

“Pertama, yang dilakukan Japan Airlines adalah membentuk paguyuban ahli waris untuk memastikan tidak ada ahli waris yang terlantar paska-kecelakaan,” imbuh Sudaryatmo. Kedua, sambung dia, pasca-kecelakaan tersebut Japan Airlines membentuk Japan Airlines Safety Training Center.

“Bahkan beberapa orang menyampaikan, ini adalah salah satu yang terbaik di dunia,” kata dia.

Ketiga, Japan Airlines membangun monumen di mana di situ tertulis nama-nama korban. Setiap tahun, keluarga korban bisa mengenang anggota keluarga mereka yang menjadi korban Japan Airlines.

“Di monumen tersebut juga dituliskan ‘Never Again’. Ini menjadi peringatan semua pihak agar tidak terjadi lagi,” ucap Sudaryatmo.

Berita Rekomendasi

Terakhir, Sudaryatmo melanjutkan, hal yang cukup membanggakan adalah CEO Japan Airlines meminta maaf dan mengundurkan diri.

“CEO Japan Airlines meminta maaf atas terjadinya kecelakaan, membungkukkan badan, dan mengundurkan diri. Ini menurut saya, cara penanganan kecelakaan yang elegan,” tukas Sudaryatmo.(Estu Suryowati)

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas