Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Pengamat: Tarif Listrik Bisa Lebih Murah Jika Harga Energi Rendah

Pengamat kelistrikan meyakini tarif tegangan listrik tahun ini bisa lebih murah.

Editor: Sanusi
zoom-in Pengamat: Tarif Listrik Bisa Lebih Murah Jika Harga Energi Rendah
Warta Kota/Angga Bhagya Nugraha
Dedi Muhtadi, seorang warga Kramat, Senen, Jakarta Pusat, tengah mengisi token listrik ke meteran listrik 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat kelistrikan, Direktur Eksekutif Institute Essential Services Reform (IESR), Fabby Tumiwa meyakini tarif tegangan listrik tahun ini bisa lebih murah.

Pasalnya, hampir seluruh energi primer pembangkit listrik harganya diperkirakan tetap rendah sepanjang 2016.

Harga minyak mentah dunia diperkirakan pada tahun ini di kisaran 25 dollar AS hingga 60 dollar AS per barrel. Dicabutnya sanksi embargo pada Iran, berpeluang menambah pasokan minyak mentah dari negara itu sekitar 400.000 barrel hingga 600.000 barrel per hari.

“Pada tahun 2016 ini, pasokan minyak mentah diperkirakan masih melimpah. Akan ada surplus tahun ini 1,5 juta barrel hingga 2 juta barrel per hari. Ini yang membuat harga minyak akan terus tertekan,” papar Fabby dalam PLN Outlook 2016, Jakarta, Jumat (21/1/2016).

Harga minyak mentah dunia diperkirakan rebound setelah 2017. Hal ini seiring dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi yang membaik, dan harapan adanya kebijakan dari OPEC dalam mengatur produksi mereka.

Sumber energi primer untuk pembangkit listrik lain yang harganya masih rendah adalah harga Liquid Natural Gas (LNG).

Fabby memperkirakan, harga LNG di Asia pada tahun ini masih di bawah 10 dollar AS per MMBTU. Rendahnya harga LNG diperkirakan datang dari berkurangnya permintaan Jepang.

Berita Rekomendasi

Setelah mematikan 42 PLTN pasca tragedi Fukushima, Jepang dikabarkan berencana mengoperasikan lagi (restart) satu unit PLTN, pada tahun ini. Ini yang akan menurunkan permintaan LNG Jepang.

Sumber lainnya lagi, yaitu masih rendahnya harga batubara. Sepanjang tahun 2015 lalu, permintaan batu bara dari China terpangkas drastis akibat perlambatan ekonomi. Harga batu bara acuan di kisaran 40 dollar AS hingga 45 dollar AS per ton.

Meskipun ada harapan kenaikan permintaan dari India, namun volumenya lebih rendah dari penurunan permintaan dari China. Oleh karenanya, harga batubara tahun ini diperkirakan tidak jauh berbeda dari tahun lalu.

“Harga energi primer untuk PLN akan lebih murah tahun ini. Implikasinya, kalau kurs stabil dan inflasi tidak tertekan, maka ada potensi tarif listrik turun lagi,” tegas Fabby.(Estu Suryowati)

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas