Universitas Pertamina Siapkan Calon Profesional di Sektor Bisnis dan Teknologi Energi
Universitas Pertamina mulai membuka pendaftaran bagi mahasiswa baru program sarjana tahun ajaran 2016/2017 pada April
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Universitas Pertamina, lembaga pendidikan tinggi yang dikelola Pertamina Foundation, ditargetkan dapat menghasilkan lulusan yang mandiri, dan relevan dengan tantangan dunia usaha dan industri, khususnya di bidang bisnis dan teknologi energi.
Universitas Pertamina mulai membuka pendaftaran bagi mahasiswa baru program sarjana tahun ajaran 2016/2017 pada April mendatang.
“Target jumlah mahasiswa program sarjana yang akan diterima di Universitas Pertamina sekitar 1.000 orang, atau rata-rata sekitar 60 orang mahasiswa per program studi,” ujar Wianda Pusponegoro, Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) dalam siaran pers di Jakarta, Kamis (25/2/2016).
Wianda menyebutkan Universitas Pertamina yang berlokasi di kawasan Simpruk, Jakarta Selatan, membuka 15 program studi dengan enam fakultas. Ke enam fakultas tersebut adalah Fakultas Teknologi Eksplorasi dan Produksi dengan tiga program studi (prodi), yaitu teknik geofisika, teknik geologi, dan teknik perminyakan.
Kemudian, Fakultas Perencanaan dan Infrastruktur dengan dua prodi, yaitu teknik sipil dan teknik lingkungan; dan Fakultas Teknologi Industri dengan empat prodi, yaitu teknik elektro, teknik mesin, teknik kimia, dan teknik logistik.
“Kami juga membuka Fakultas Sains dan Komputer dengan dua prodi, yaitu kimia dan ilmu komputer; Fakultas Ekonomi dan Bisnis dengan dua prodi, yaitu manajemen dan ekonomi; serta Fakultas Komunikasi dan Diplomasi dengan dua prodi, yaitu ilmu komunikasi dan hubungan internasional,” katanya.
Menurut Wianda, pembukaan beberapa fakultas dan atau prodi di luar bidang minyak dan gas bumi selain atas pertimbangan untuk pemenuhan kebutuhan pendidikan tinggi di bidang-bidang tersebut juga untuk memenuhiketentuan Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek dan Dikti) tentang perlu adanya keseimbangan porsi penyediaan Fakultas dan Prodi Teknik dengan Fakultas dan Prodi Non Teknik.
“Baik Fakultas dan atau Prodi Teknik maupun Non Teknik tersebut kesemuanya akan lebih difokuskan pada konteks pengembangan pengetahuan dan riset di bidang bisnis dan teknologi energi,” ujarnya.
Menurut Wianda tenaga pengajar Universitas Pertamina memenuhi kualifikasi Kemenristek dan Dikti, yaitu dosen tetap dan dosen praktisi. Untuk dosen tetap, Universitas Pertamina merekrut puluhan lulusan S2 dan S3 dari perguruan tinggi terkemuka di dalam dan luar negeri.
“Universitas Pertamina juga menyiapkan tenaga pengajar dari praktisi dengan kualifikasi pendidikan dan pengalaman profesional yang telah teruji di bidangnya,” katanya.
Wianda menjelaskan, pengelolaan Universitas Pertamina dilakukan sepenuhnya oleh Pertamina Foundation yang merupakan afiliasi Pertamina.
Direktur Eksekutif Pertamina Foundation Umar Fahmi menambahkan, mulai 2016 hingga 2020, Pertamina Foundation berfokus kepada penyediaan infrastruktur dasar meliputi pembangunan kampus I, ruang kuliah, laboratorium, serta penyiapan sistem pembelajaran dan administrasi. Dia berharap pada 2021 pengembangan kampus utama serta pengembangan pusat kegiatan mahasiswa dimulai.
"Kami mengalokasikan dana Rp 680 miliar untuk lima tahun ke depan guna pengembangan Universitas Pertamina. Untuk tahun pertama, alokasi dana Universitas Pertamina diproyeksikan Rp 80 miliar," katanya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.