Makin Banyak Orang Indonesia Ingin Ngadem, Penjualan AC Meroket 14 Persen di Semester I 2016
"Penjualan AC di Indonesia memang dipengaruhi kondisi cuaca."
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Penjualan alat penyejuk udara atau air conditoner (AC) masih menyegarkan semester I-2016. Merujuk laporan konsultan riset GfK, penjualan AC sampai Juni 2016 naik 13,9 persen.
Yudha Hari Putra Assistant Manager of Product Strategy Group for AC & AP Sales & Marketing Division PT Sharp Electronics Indonesia (SEID) mengatakan, kebutuhan konsumen naik karena cuaca memanas.
"Penjualan AC di Indonesia memang dipengaruhi kondisi cuaca," kata Yudha, Jumat (29/7/2016).
Untuk penjualan AC merek Sharp, Yudha bilang, kenaikan penjualannya ada di atas rata-rata hitungan GfK.
"Penjualan AC Sharp tumbuh sekitar 50%-60% di semester pertama," jelas Yudha.
Selain karena suhu udara, kenaikan penjualan AC terjadi karena gaya hidup. Seperti kita ketahui, AC sudah menjadi kebutuhan penduduk di perkotaan.
Selain itu, AC banyak dibutuhkan untuk proyek perumahan maupun apartemen.
Kadangkala untuk menyesuaikan desain ruangan konsumen membutuhkan AC lebih dari satu di dalam satu ruangan.
Hal inilah yang menjadi salah satu pendongkrak penjualan AC.
Soal target penjualan, Sharp berharap bisa membukukan penjualan lebih baik di semester kedua 2016.
"Penjualan kami semester II akan naik seiring, karena ada program pemerataan listrik ke daerah," tambah Yudha.
Komentar senada disampaikan Arief Sasongko, Head of Residential Air Conditioner PT LG Electronics Indonesia.
Di sisi pasar, Arief melihat penjualan AC di Indonesia banyak menyasar segmen AC low watt. Maklum kapasitas listrik yang dipergunakan konsumen rumah tangga juga berdaya rendah.
Sementara Panasonic mengklaim penjualan semester I-2016 lalu tumbuh dobel digit ketimbang periode yang sama 2015.
"Ada peningkatan demand dari swasta dan pemerintah," kata Heribertus Ronny A, Manajer Produk AC PT Panasonic Gobel Indonesia, Jumat (29/7/2016) lalu.
Panasonic optimistis bisa menggenjot penjualan semester II ini terutama untuk menyuplai kebutuhan instansi pemerintah.
"Biasanya penjualan naik September - Desember," kata Ronny.
Di sisi lain Ronny berharap kurs rupiah terhadap dollar Amerika Serikat tetap stabil agar penjualan peralatan kebutuhan rumah tangga seperti AC tetap lancar.
Reporter: Pamela Sarnia