Kisah Gibran Chuzaefah Sukses Membangun E-fishery
"Sedangkan e-fishery memiliki sensor nafsu makan ikan dan bisa terhubung internet"
Editor: Choirul Arifin
Alkisah, saat menginjak tahun kedua kuliah di Fakultas Ilmu dan Teknologi Hayati di Institut Teknologi Bandung (ITB), Gibran harus mencari uang sendiri untuk kehidupan sehari-hari.
Karena tengah tertimpa masalah keuangan, keluarga hanya menyediakan uang kuliah untuk Gibran.
Tak lantas putus asa, Gibran pun mencari berbagai pekerjaan yang bisa menghasilkan uang.
Pekerjaan sampingan yang biasa dilakukan para mahasiswa, seperti mengerjakan tutorial atau ikut berbagai kompetisi, hingga memasok sayuran, pernah dilakoni Gibran.
"Saya kerja apa saja selama tiga tahun," tutur dia.
Sesuai dengan kuliah yang ia ikuti, Gibran pun berkesempatan untuk berinteraksi dengan budidaya perikanan. Dari kegiatan lapangan yang ia ikuti saat kuliah, ia juga mendapatkan jaringan dengan para pengusaha tambak.
Gibran pun akhirnya terjun sebagai pembudidaya lele. "Dosen saya memprediksi ikan lele dan patin akan booming," ujar dia.
Untuk memulai bisnisnya sebagai pembiak lele, ia menggunakan tabungan sendiri. Dengan uang Rp 400.000, ia menyewa kolam seukuran 50 m². "Saya melakukan budidaya secara otodidak," cetus pria berusia 26 tahun ini.
Tak puas dengan hanya membiakkan lele, Gibran juga masuk ke bisnis hilir. Agar bisa menikmati margin yang lebihbesar, ia pun mengolah ikan-ikannya menjadi makanan jadi, seperti abon dan nuget.
Setelah empat tahun berkubang di kolam ikan dan usaha pembuatan makanan olahan, Gibran tentu paham dengan masalah yang umum dialami pebisnis ikan, yaitu pengelolaan pemberian pakan.
Ia pun terpikir untuk membuat perangkat pemberian pakan ikan yang berbasis internet.
Namun Gibran tak asal nyebur membangun sistim pemberian pakan itu. Ia melakukan riset kecil-kecilan dulu ke sejumlah peternak ikan yang dikenalnya.
Begitu tahu ada pasar, Gibran tak tanggung-tanggung merealisasikan idenya. Ia langsung menjual seluruh bisnis makanan olahannya.
Gibran pun mulai mengibarkan bendera Cybreed bersama dua rekannya Ihsan Akhirulsyah dan Chrisna Aditya. "Saya beralih bisnis karena ada peluang dan tangan yang lebih menarik," tutur dia.