2019, Seluruh Wilayah Indonesia Ditargetkan Bisa Nikmati Layanan Broadband
Dari jumlah 514 kabupaten/kota di Indonesia baru 400 wilayah yang memiliki akses broadband.
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perkembangan information, communication dan technology atau ICT harus mampu mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih baik lagi.
Dengan begitu diharapkan perkembangan ICT bisa berdampak positif terhadap kesejahteraan rakyat Indonesia.
"Jadi ICT itu bukan semata soal teknologi melainkan bagaimana dampaknya kepada rakyat terutama dalam menopang ekonomi mereka," ujar Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, di Jakarta, Kamis (3/11/2016).
Rudi mengatakan, untuk mewujudkan hal tersebut maka pemerintah harus bisa mengimplementasikan hadirnya broadband (pita lebar) di seluruh wilayah Indonesia.
Dari jumlah 514 kabupaten/kota di Indonesia baru 400 wilayah yang memiliki akses broadband.
"Untuk itu sesuai nawacita kami ingin menggelar broadband seluas-luasnya dan dapat dinikmati seluruh rakyat Indonesia. Ada sekitar 114 kabupaten/kota yang belum terakses broadband, pemerintah akan melakukan berbagai hal agar daerah tersebut bisa menikmati layanan broadband juga," katanya.
Menurut Rudi, ketika ditawarkan kepada operator untuk membangun broadband di 114 kabupaten/kota tersebut tidak ada yang bersedia.
Namun melalui proyek palapa ring yang ditawarkan pemerintah rencananya untuk tahap awal akan dibangun broadband di 57 kabupaten/kota.
Rudi berharap dengan berbagai upaya yang dilakukan pemerintah tersebut, pada 2019 seluruh wilayah di Indonesia sudah bisa menikmati layanan broadband.
"Insentif kami akan berikan kepada operator yang membangun broadband salah satunya dengan memperkecil atau menghilangkan regulatory cost atau pun diskon yang besar. Inilah keberpihakan pemerintah terhadap rakyat dalam bidang ICT," jelasnya.
Selain mengimplementasikan broadband seluas-luasnya, lanjut Rudi, pemerintah juga akan melakukan efisiensi terhadap industri telekomunikasi, sehingga rakyat bisa menikmati layanan yang lebih baik dari operator.
Apalagi saat ini sudah masuk era data, dimana panggilan suara pun bisa melalui data.
"Kalau semuanya sudah menggunakan data, maka biaya interkoneksi tidak akan adalagi. Mungkin tarif interkoneksi akan hilang dengan sendirinya pada 5 atau 7 tahun mendatang," katanya.