Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Antisipasi Ancaman Defisit Gas di Jawa, Grup Kalla Bangun Terminal Regasifikasi di Banten

Proyek ini dibangun untuk mengantisipasi ancaman defisit gas di Jawa bagian Barat dan adanya kesiapan lahan yang dimiliki Kalla Group sejak 1990-an.

Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Antisipasi Ancaman Defisit Gas di Jawa, Grup Kalla Bangun Terminal Regasifikasi di Banten
TRIBUNNEWS BALI/ISTIMEWA
Mini Terminal LNG di Benoa, Bali. Mini terminal LNG ini disebut sebagai yang pertama di Indonesia dan di Asia Tenggara. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Kalla Group melalui salah satu anak perusahaannya PT Bumi Sarana Migas (BSM), akan membangun proyek Land Based LNG Receiving and Regasification Terminal yang berkapasitas 500 mmscfd (setara 4 juta ton) di Bojonegara, Banten.

Proyek ini dibangun untuk mengantisipasi ancaman defisit gas di Jawa bagian Barat dan adanya kesiapan lahan yang dimiliki Kalla Group sejak 1990-an.

Rencana pembangunan proyek ini sejalan dengan keinginan pemerintah, agar perusahaan swasta mau berpartisipasi dalam pembangunan infrastruktur.

Juru bicara PT Bumi Sarana Migas, Nanda Sinaga mengatakan, proyek Terminal Regasifikasi LNG di Bojonegara, Banten ini merupakan gagasan Kalla Group yang kemudian ditawarkan kerjasama kepada PT Pertamina (Persero) pada 2013.

Proyek infrastruktur Terminal Regasifikasi LNG ini akan dibangun dengan tingkat kehandalan yang tinggi serta kompetitif dibanding dengan Terminal yang ada di Indonesia dan di regional.

“Kami memiliki lahan yang sangat cocok untuk proyek infrastruktur tersebut karena lahan kami berada ditepi pantai laut dengan kedalaman yang cukup serta di depan pulau sebagai pelindung ombak untuk disandari oleh kapal LNG terbesar sekelas Q-Flex dan Q-Max,” ujar Nanda, Senin (14/11/2016).

Ketertarikan Kalla Group dalam membangun proyek ini diawali oleh data Kementerian ESDM dan kajian Wood MacKenzie mengenai Outlook Suplai Gas tahun 2013 – 2030.

Berita Rekomendasi

Data tersebut menunjukan Jawa bagian Barat akan mengalami defisit neraca gas yang disebabkan oleh berkurangnya dan akan habisnya (depletion) cadangan gas dari Sumatera serta meningkatnya permintaan akan kebutuhan gas.

Proyek Terminal Regasifikasi LNG Darat ini akan menelan investasi Rp 10 triliun dan akan dibiayai oleh pemegang saham serta pinjaman dari lembaga keuangan Jepang, yang terdiri dari lembaga keuangan Pemerintah Jepang dan perbankan Jepang.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas