PHRI: Okupansi Menurun, Stop Pembangunan Hotel Baru
Moratorium sebaiknya dilakukan di daerah dengan okupansi hotel di bawah 60 persen per tahun seperti Sleman, Yogyakarta, Badung, Bali dan Bandung.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia atau PHRI kembali mengajukan usul moratorium penambahan jumlah kamar dan pembangunan hotel di beberapa daerah karena pasokan kamar hotel sudah terlalu banyak, sementara jumlah wisatawan terbatas.
Ketua Umum PHRI Hariyadi Sukamdani mengatakan, kondisi tersebut mengakibatkan tingkat hunian atau okupansi hotel menjadi turun. Persaingan antar-hotel menjadi tidak sehat, karena berpotensi memicu perang tarif.
"Ekspansi pembangunan hotel menggunakan pinjaman perbankan. Apabila okupansi turun, bisa mempengaruhi pengembalian pinjaman," ujar Sukamdani, Selasa (22/11/2016)
Moratorium sebaiknya dilakukan minimal untuk lima tahun ke depan, terutama di daerah dengan okupansi hotel di bawah 60 persen per tahun seperti Sleman, Yogyakarta, Badung, Bali dan Bandung.
Direktur PT Ciputra Properti Tbk Artadinata Djangkar mengakui, okupansi hotel di Yogyakarta dan Bandung turun 5% dalam satu tahun terakhir. Kini, rata-rata tingkat okupansi di kedua daerah tersebut antara 60%-65%.
Ciputra Development memiliki hotel di Yogyakarta, tepatnya di Jalan Sangaji. Sedangkan di Bandung terletak di Jalan Pasir Kaliki. "Keduanya merupakan hotel bujet menggunakan nama Citradream," ujar Artadinata.
Perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode CTRP itu juga mengalami penurunan okupansi untuk sektor hotel bintang 5 premium. Penurunan terjadi di kawasan Jakarta dari 57% ke 52% dalam satu tahun terakhir.
Selain akibat banyaknya pasokan, menurut dia, kelesuan aktivitas ekonomi juga mengakibatkan penurunan okupansi. Saat ini, hotel CTRP tersebar di Jakarta, Semarang, Yogyakarta, Bandung dan Cirebon.
Menahan ekspansi
Lesunya industri perhotelan mengakibatkan sejumlah perusahaan menahan ekspansi. Artadinata mengaku, menunda pembangunan hotel di Jakarta. Hotel tersebut rencananya merupakan hotel bintang 5 premium. "Kami akan menunda pembangunan sekitar satu hingga dua tahun. Saat ini kami masih melihat timing yang tepat," kata Artadinata.
CTRP memilih fokus mengembangkan produk lain seperti apartemen untuk mengejar pendapatan. Corporate Assistant Marcomm Manager Santika Hotels dan Resorts Hinggi Safaranti juga mengaku menahan ekspansi pembangunan hotel di Bali. "Di daerah seperti Yogyakarta dan Bandung kami tidak menahan, tapi lebih selektif berekspansi," ujar Hinggi kepada KONTAN.
Santika yang merupakan Grup Kompas Gramedia, jadi masih terafiliasi KONTAN mengoperasikan empat unit hotel di Bandung, yakni Amaris Cihampelas, Amaris Cimanuk, Amaris Setiabudi, dan Santika Bandung. Sedangkan di Bali ada jaringan Amaris, tiga hotel Santika bintang 3 dan hotel bintang 5 Anvaya Beach Resort Bali. "Di Yogyakarta dua unit Amaris dan dua Santika Premiere bintang 4," kata Hinggi.
Reporter Wahyu Satriani
Edito