Indonesia Tingkatkan Kerjasama Sektor Manufaktur dengan Sri Lanka
Kerjasama ekonomi Indonesia-Srilanka membuat Indonesia meraih surplus perdagangan lebih dari 71 persen.
Penulis: Imanuel Nicolas Manafe
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah Indonesia menginginkan peningkatan kerjasama ekonomi dengan Srilanka, terutama di sektor manufaktur.
"Kita ingin meningkatkan untuk produk manufaktur," ujar Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (8/3/2017).
Retno mengatakan, selama ini kerjasama ekonomi dengan Sri Lanka fokus di perdagangan komoditi. Sementara sektor manufaktur kurang dijamah.
Kerjasama ekonomi yang sudah terjalin itu membuat Indonesia meraih surplus perdagangan lebih dari 71 persen.
Retno mengatakan, peningkatan perdagangan tersebut memunculkan satu isu yakni soal tarif dan non tarif.
"Kalau tarif itu kan jelas ada persentasenya. Karena itu kita melihat ada baiknya dua negara mulai duduk untuk bicara mengenai masalah tarif. Tdi yang dibahas itu pereferential trade agreement," ucap Retno.
Retno mengaku sudah membicarakan rencana pembahasan mengenai tarif tersebut kepada Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukito dan Menko Perekonomian Darmin Nasution.
"Presiden tadi sudah memberikan arahan bahwa mungkin kalau tidak April atau Mei, Menko Ekonomi atau saya diminta masuk ke Sri Lanka dan juga ke Bangladesh," kata Retno.