Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Harga Ayam Kembali Jatuh karena Pasokan Melimpah

"Jadi kalau harga Rp 18.000 per kg sudah cukup bagi peternak. Sekarang peternak rugi sampai Rp 5.000 per kg

Editor: Choirul Arifin
zoom-in Harga Ayam Kembali Jatuh karena Pasokan Melimpah
KONTAN
ILUSTRASI - Peternakan ayam 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Harga ayam hidup di tingkat peternak terus melandai dalam beberapa bulan terakhir. Sejak akhir Januari, trennya terus menurun.

Hingga Kamis (23/3/2017), rata-rata harganya Rp 11.000Rp 13.000 per kg. Padahal, idealnya peternak menjualnya sekitar Rp 18.000 per kg.

Ketua Dewan Pembina Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) Indonesia, Hartono menjelaskan, kondisi ini disebabkan oleh berlebihnya pasokan Grand Parent Stock (GPS) atau indukan ayam.

"Tahun 2014, perhitungan pasar kita hanya membutuhkan 500.000 ekor GPS per tahun. Realisasi impor 2015 ada 700.000 ekor. Kelebihan pasokan hari ini adalah imbas dari proses 2015 kemarin," terangnya, Kamis (23/3/2017).

Dampak dari kelebihan mengimpor GPS ini adalah anak ayam usia sehari atau day old chick (DOC) juga mengalami lonjakan pasokan.

Saat ini produksi DOC mencapai 62 juta ekor per pekan. Sedangkan kebutuhannya hanya 50 juta per pekan.

Hartono mengatakan bahwa peternak sudah meminta pada pemerintah untuk mengurangi impor GPS sejak dua tahun lalu. Akan tetapi, hal itu tidak dipenuhi oleh pemerintah.

Berita Rekomendasi

Malah, peternak ditakut-takuti dengan ancaman jika tidak impor, risikonya pasokan akan berkurang.

Penurunan harga ayam ini memukul peternak. Sekretaris Jenderal Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional (Gopan) Sugeng Wahyudi bilang bahwa biaya produksi yang dikeluarkan peternak ayam saat ini mencapai Rp 17.000 per kg.

"Jadi kalau harga Rp 18.000 per kg sudah cukup bagi peternak. Sekarang peternak rugi sampai Rp 5.000 per kg," ujarnya.

Ia bilang, biaya produksi tertinggi terletak pada pembelian pakan ternak dan bibit. Kedua kebutuhan tersebut memakan sekitar 88% biaya produksi.

Meski demikian, harga daging ayam di konsumen masih tinggi, di kisaran Rp 29.000-Rp 32.000 per kg. Sugeng menduga ada permainan harga di salah satu mata rantai distribusi.

"Minimal ada empat rantai distribusi. Biasanya untung paling tinggi ada di pedagang eceran karena risikonya paling besar," ungkapnya.

Asumsinya, dengan harga dari di peternak sekitar Rp 12.000 per kg dan tiap rantai distribusi mengutip keuntungan sebesar Rp 3.000-Rp 4.000 per kg, maka harga ayam akan cenderung stabil.

Reporter: Elisabeth Adventa

Sumber: Kontan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas