Dulu Penjudi Kelas Berat, Sulis Kini Sukses Membudidaya Tanaman Tin
Kisah pria asal Surabaya ini bermula saat niat berkunjung ke tanah suci untuk mendekatkan diri kepada Tuhan, tahun 2006 silam.
Editor: Hendra Gunawan
Karena kandungannya itu, Sulis menyebut bahwa sebagian besar pelanggannya adalah mereka yang seringkali mengeluhkan berbagai macam penyakit namun akhirnya sembuh usai mengonsumsi buah tin dan daunnya.
"Saya juga memproduksi teh dari daun tumbuhan tin, setiap kurang lebih seratus gram dengan harga Rp 50 ribu rupiah. Kadang istri juga buat olahan dari buah tin, ada sale, nastar, dan manisan," ujarnya.
Dirinya juga membibit pohon tin untuk dijual dengan kisaran harga mulai Rp 100 sampai Rp 10 juta rupiah. Dari buah tin, Sulis juga seringkali membantu para tetangganya yang kesusahan, lantaran sakit.
"Sekarang bisanya cuma bantu-bantu kalau ada tetangga yang susah, kami sambang dan bawah buah dan daun tin. Ya namanya tetangga, teman, kerabat pasti gratis, kami tidak hitung-hitung," tegasnya.
Di Surabaya pembudidaya buah tin masih dihitung jari. Sulis mengaku, kini dirinya bersama anggota komunitas budidaya buah tin Jawa Timur sering melakukan sosialisasi.
"Karena kandungannya bermanfaat untuk berbagai keluhan penyakit, makanya kami selalu sosialisasikan. Ke mana-mana, Lamongan, Surabaya, bahkan saya biasa kirim luar negeri seperti Taiwan dan Australia," tutupnya.
Melihat usaha sang suami, Ardy Anik Setiyawati lantas tak berdiam diri. Selain menjadi guru, perempuan yang juga ikut merasakan manfaat buah dan daun tin ini sering sosialisasi terhadap para temannya.
"Tentu kami ingin melihat semua orang juga merasakan manfaatnya," pungkasnya. (Pipit Maulidiya)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.