Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

AirNav Indonesia Terus Berbenah untuk Tingkatkan Layanan Navigasi Penerbangan

Sejumlah langkah pembenahan terus dilakukan mulai dari peningkatan investasi, pembaruan peralatan hingga peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia

Editor: Sanusi
zoom-in AirNav Indonesia Terus Berbenah untuk Tingkatkan Layanan Navigasi Penerbangan
KOMPAS IMAGES
Aktivitas pemanduan pesawat terbang dan landing di menara Jakarta Air Traffic Service Center (JATSC) Airnav Indonesia di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Selasa (5/7/2016) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perusahaan Umum (Perum) Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI) atau dikenal dengan AirNav Indonesia terus berbenah diri untuk meningkatkan layanan navigasi penerbangan.

Sejumlah langkah pembenahan terus dilakukan mulai dari peningkatan investasi, pembaruan peralatan hingga peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).

Corporate Secretary AirNav Indonesia, Didiet KS Radityo, mengatakan pembenahan SDM dilakukan berkesinambungan oleh manajemen perusahaan.

“Hari ini kami merotasi beberapa pejabat, kemarin juga, beberapa minggu lalu juga. Yang muda-muda dan potensial kita promosikan, yang senior dan berpengalaman kita tugaskan untuk memantau dan melakukan percepatan di daerah. Dan jangan lupa di setiap level tingkatan diadakan mutasi dan rotasi,” ujar Didiet KS Radityo, dalam keterangan tertulis, di Jakarta, Rabu (26/7/2017).

Selain itu, AirNav juga meningkatkan kualitas SDM dengan mengirim sejumlah SDM terbaik untuk menimba ilmu di Prancis.

Dia menyampaikan, hal ini perlu dilakukan karena Airnav melakukan investasi besar-besaran dalam dua tahun ini untuk meremajakan peralatan navigasi penerbangan.

Tahun lalu, AirNav mengalokasikan anggaran investasi sebesar Rp 2,23 triliun dan tahun ini sebesar Rp 2,1 triliun.

Berita Rekomendasi

“Kita genjot investasi. Tahun ini kita sudah operasikan Instrumen Landing System (ILS) di Jambi sehingga jika terjadi bencana asap seperti tahun sebelumnya, penerbangan bisa tetap beroperasi. Kita bangun beberapa tower tahun ini, baik peremajaan maupun pembangunan di bandara baru seperti di Kertajati. Jadi investasinya cepat, perkembangan SDM juga harus seiring,” ujarnya.

Terkait bandara Soekarno-hatta, Didiet menyampaikan, Airnav juga melakukan sejumlah terobosan di bandara terpadat di Indonesia tersebut.

AirNav Indonesia tiap tahunnya melakukan peningkatan kapasitas penerbangan di Bandara Soekarno Hatta sesuai dengan instruksi Kementerian Perhubungan. Pada tahun 2012 sebelum AirNav dibentuk kapasitas bandara Soekarno-Hatta hanya 52 pergerakan per jam.

Di tahun 2013 setelah AirNav Indonesia terbentuk kapasitas pen-erbangan di bandara Soekarno-Hatta meningkat sebanyak 64 pergerakan. Peningkatan tersebut didukung oleh imlementasi procedur SID-STAR RNAV-1 dan pengoprasian tower dual desk (utara-selatan) serta ASMGCS Tahap Pertama.

Pada 2013 kapasitas penerbangan kembali meningkat menjadi 68 pergerakan. Pada tahun di tahun 2014 menjadi 72 pergerakan, dan di tahun 2017 ini dalam rangka menyukseskan pro-gram kepariwisataan, Airnav Indonesia meningkatkan kapasitas bandaranya menjadi 76 pergerakan per jam.


“Sebab Soekarno-Hatta masih menjadi hub utama penerbangan nasional. Karena itu kapasitas penerbangan kita tingkatkan terus,” ujar Didiet.

Tahun ini, AirNav juga mengoperasikan ASM-GCS level 2 di bandara Soekarno-Hatta sehingga semua pergerakan pesawat maupun kendaraan dapat terpantau.

Mengenai adanya anggapan bahwa penambahan kapasitas tersebut membahayakan penerbangan, Didiet membantahnya.

“Bisnis AirNav itu cuma satu, safety. Karena itu kami tidak mungkin melakukan hal yang membahayakan keselamatan penerbangan,” katanya.

Ditegaskannya, kerjasama AirNav Indonesia dan PT Angkasa Pura II (Persero) dengan pengelola layanan navigasi asal Inggris, UK NATS bertujuan untuk meningkatkan kapasitas perge-rakan pesawat di bandara hingga 86 pergerakan per jam.

"Di Heathrow (London) saja yang runway-nya seperti Soekarno-Hatta sampai 100 pergerakan per jam. Jadi tidak ada itu berbahaya. Selama prosedur dan regulasi terpenuhi, keselamatan akan tetap terjaga," katanya.

Diterangkannya, bila keselamatan terganggu, pasti maskapai nasional dan internasional menyampaikan keluhan. “Kenyatannya kan tidak ada. Semua justru senang karena kita meningkatkan kapasitas,”pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas