Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Penentuan HET Alot, Pedagang Pilih Batasi Pembelian Beras

Sampai rapat terakhir yang berlangsung hari Jumat (18/8/2017) lalu, belum juga ada kata sepakat antara pemerintah dan pengusaha terkait HET beras.

Editor: Choirul Arifin
zoom-in Penentuan HET Alot, Pedagang Pilih Batasi Pembelian Beras
TRIBUN TIMUR/SANOVRA JR
Petani memanen padi di areal Dusun Sumanna, Kel Barombong, Kec Tamalate, Makassar, Rabu (6/8/2016). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penentuan Harga Eceran Tertinggi (HET) beras masih alot. Pemerintah, pengusaha dan pedagang beras sama-sama belum menemukan titik temu terkait di angka berapa HET beras yang harus dipasang.

Sampai rapat terakhir yang berlangsung hari Jumat (18/8/2017) lalu, belum juga ada kata sepakat antara pemerintah dan pengusaha terkait HET beras.

Sekretaris Jenderal Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras (Perpadi) Burhanuddin mengatakan, dalam rapat terakhir pada akhir pekan lalu, Kementerian Perdagangan (Kemdag) berusaha mencari titik temu antara kepentingan pemerintah dengan pelaku usaha perberasan.

"Masih ada pembicaraan serius terkait struktur biaya pada produksi beras dan pengaruhnya pada harga jual," ujarnya, akhir pekan lalu.

Karena belum ada titik temu, maka menurut Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Nicholas Mandey, rapat akan diteruskan hari ini, Senin (21/8/2017).

Roy mengaku hadir dalam rapat tersebut.

Rapat pada awal pekan ini akan melanjutkan rapat sebelumnya yang mengundang distributor beras di Jakarta maupun dari daerah.

BERITA TERKAIT

Namun tidak segera tercapainya kesepakatan HET beras membawa efek negatif di sektor perberasan.

Pedagang Beras asal Jawa Tengah, Paryoto mengatakan, pembahasan HET yang alot, membuat pedagang beras enggan melakukan pembelian dalam partai besar.

Setiap pedagang maupun produsen beras masih menunggu berapa HET beras yang diinginkan pemerintah. "Kami meminta agar penentuan HET beras itu segera dilakukan agar ada kepastian di pasar," ujarnya.

Apalagi menurutnya, pada saat ini harga beras sayur, yaitu beras kualitas rendah sebesar Rp 8.500 per kg.

Sementara harga beras medium sudah di atas harga Rp 9.000 per kg. Namun Paryoto enggan merinci seharusnya harga beras ideal di Jawa Tengah.

Sebelumnya diberitakan, pemerintah menginginkan HET beras medium Rp 9.000 per kg dan beraspremium Rp 11.500 per kg.

Namun Direktur Utama PT Food Station Tjipinang Jaya (PT FSTJ) Arief Prasetyo mengatakan sejauh ini pasokan beras masih stabil.

"Pembahasan HET tak berpengaruh pada pasokan beras, supply sangat stabil," jelasnya. Data FSTJ menunjukkan, pasokan terakhir 17 Agustus sebesar 210 ton. Untuk stok masih di batas aman 40.000 ton.

Reporter: Abdul Basith 

Sumber: Kontan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas