Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Petani Bersyukur Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman Serius Memerangi Mafia Pangan

Petani bersyukur selama 4 tahun, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman serius bekerja memerangi mafia pangan.

zoom-in Petani Bersyukur Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman Serius Memerangi Mafia Pangan
ISTIMEWA
Mentan Amran Sulaiman. 

Capaian Tata Kelola Komoditas Pertanian

Petani bersyukur selama 4 tahun, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman serius bekerja memerangi mafia pangan agar nilai ekonomi pangan terdistribusi secara adil proporsional kepada seluruh pemangku kepentingan.

Agar petani tersenyum, konsumen tersenyum, dan pedagang pun tersenyum. Begitu acap kali Amran berbicara kepada publik dalam berbagai kesempatan.

"Pak Menteri selalu mengingatkan agar Kementan menyokong petani untuk menggenjot produksi komoditi-komoditi pangan strategis. Khususnya beras, jagung pakan, bawang merah, cabe, dan protein hewani melalui Upaya Khusus (UPSUS) Padi, Jagung, Kedelai (PAJALE) , Cabe, dan Bawang Merah, serta UPSUS Sapi Indukan Wajib Bunting (SIWAB)," ujar Kepala Biro Hubungan Masyarakat dan Informasi Publik Kementan, Kuntoro Boga Andri.

Kuntoro melanjutkan, Menteri Amran juga selalu meminta agar tidak boleh ada lahan sawah pertanian yang tidak ditanami dan tidak ada sapi betina indukan yang tidak bunting (diinseminasi buatan).

Disamping produksi digenjot, pasar pun ditata agar efisien, serta dilakukan pengendalian rekomendasi impor secara ketat.

"Hasilnya menunjukkan bahwa jagung pakan, bawang merah, daging ayam, telur, dan domba sudah net ekspor. Bukan itu saja, yang paling dramatik adalah turunnya angka inflasi pangan secara drastis dari 10.57 % pada tahun 2014 menjadi 1.26 % pada tahun 2017. Sebesar 9.31 % inflasi dapat diturunkan," terang Kuntoro.

Berita Rekomendasi

Hal lain yang membanggakan adalah bersamaan dengan turunnya angka inflasi pangan, diikuti kenaikan Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) dari 106.05 pada tahun 2014 menjadi 112.77 pada tahun 2017, dan naiknya Nilai Tukar Petani (NTP) dari 102.03 pada tahun 2014 menjadi 100.25 pada tahun 2017.

"Turunnya angka inflasi pangan diikuti dengan naiknya angka NTUP dan NTP menunjukkan bahwa penurunan inflasi ini tidak berakibat pada penurunan pendapatan petani. Namun hal ini menunjukkan bahwa upaya-upaya yang dilakukan cukup mampu memperbaiki struktur rantai pasok," jelasnya lagi.

Kuntoro menengarai, jika belakang ada pihak yang berusaha membentuk opini bahwa Menteri Pertanian perlu di-reshuffle oleh Presiden Jokowi, boleh jadi suara itu suara mafia pangan yang sudah ter-reshuffle oleh sistem rantai pasok pangan yang lebih baik. Yang membela kepentingan bersama baik petani, masyatakat, dan pedagang kebanyakan yang ada di tanah air ini. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas