Kementerian Perhubungan Buka Peluang Swasta Masuk ke Bisnis Bahan Bakar Aviasi
Avtur yang dijual Pertamina dinilai 20 persen lebih mahal dibandingkan harga avtur internasional.
Penulis: Ria anatasia
Editor: Choirul Arifin
On Thu, Feb 14, 2019, 19:29 Ria Anatasia
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ria Anatasia
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Polemik soal tingginya harga tiket pesawat masih ramai dibincangkan masyarakat. Salah satu penyebabnya yaitu tingginya harga bahan bakar pesawat, avtur PT Pertamina (Persero) yang lebih tinggi 20 persen dibandingkan harga internasional.
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menilai, perusahaan penjual avtur domestik perlu ditambahkan. Hal ini guna menciptakan daya saing harga yang sehat.
"(Penjual avtur selain Pertamina) iya butuh," ucap Menhub Budi saat uji coba MRT Jakarta, Kamis (14/2/2019).
Meski begitu, Budi tak ingin berkomentar banyak terkait harga avtur. Dia menjelaskan, Kementerian Perhubungan tidak perlu terlibat dalam penentuan harga, karena prosesnya melalui business to business antara perusahaan penyedia minyak dan pengelola bandara.
Kalaupun ada pihak swasta yang ingin mengajukan izin untuk menjual avtur, tak perlu melalui kementeriannya.
"Saya pikir yang berwenang menyampaikan itu korporasi dan kementerian BUMN. Bagi saya kalau harga (tiket pesawat) sudah benar, untuk apa lagi. Kecuali memang ada satu disparitas harga," jelas Budi.
"Ini b to b antara Angkasa Pura dan swasta. Kalau bagi regulator harus ada avtur, tapi bagaimana teknis pengisiannya kami serahkan ke pengelola bandara. Tak perlu izin ke Kemenhub," pungkasnya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengaku kaget harga jual avtur Pertamina bisa begitu mahal yang membuat harga tiket pesawat terbang melambung dan banyak hotel sepi tamu.
"Berkaitan dengan harga tiket pesawat. Saya terus terang juga kaget. Dan malam hari ini saya juga baru tahu dari Pak Chairul Tanjung, mengenai avtur, yang ternyata avtur yang dijual di Soekarno-Hatta itu domonopoli oleh Pertamina sendiri," ujar Jokowi saat menghadiri perayaan HUT Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Senin (11/2/2019).
Jokowi memberikan dua pilihan ke Pertamina terkait harga avtur. Pertama menurunkan harga avtur dan menyesuaikan kembali harga avtur domestik. Kedua, membiarkan perusahaan minyak lainnya guna terciptanya daya saing.
"Pilihan-pilihannya hanya itu. Sudah, enggak ada yang lain. Karena memang ini sangat mengganggu sekali. Saya ini memang kemarin melihat banyak keluhan itu tapi saya belum, ini apa kok tahu-tahu naik dan naiknya setinggi itu," tukas dia.