Kisah Seorang Driver yang Menjadi Pengusaha Tour and Travel
Fenomena ojek online atau ojek daring jika di lihat secara umum, banyak memberikan dampak positif. Hal tersebut disebabkan karena masyarakat selaku pe
TRIBUNNEWS.COM - Fenomena ojek online atau ojek daring jika di lihat secara umum, banyak memberikan dampak positif. Hal tersebut disebabkan karena masyarakat selaku pengguna jasa mendapatkan pilihan baru jasa transportasi.
Tak hanya itu, banyak pula yang mengatakan dengan adanya ojek daring, kehidupan masyarakat lebih terbantu. Pasalnya hanya dengan menggunakan smartphone, masyarakat sudah dapat memesan jasa ojek, makanan, membersihkan rumah, dan layanan lainnya yang tersedia di aplikasi ojek daring.
Bagi para mitra yang tergabung di ojek daring juga merasakan hal serupa. Pasalnya, jam kerja yang kondisional dan penghasilan yang cukup, menjadi alasan tersendiri untuk bergabung menjadi mitra di ojek daring.
Bahkan, menurut hasil riset Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI), 90% mitra pengemudi merasa kualitas hidupnya jauh lebih baik setelah bergabung dengan ojek daring yaitu Gojek.
Kenaikan tersebut, selaras dengan visi dari perusahaan Karya Anak Bangsa, Gojek. Pasalnya perusahaan yang didirikan oleh Nadiem Makarim memiliki visi untuk naik kelas bersama mitra driver, baik dari sisi kesejahteraan maupun dari sisi skill dan pengetahuan.
Selain itu dari sisi kesejahteraan, perusahaan tersebut berupaya memastikan tersedianya pendapatan yang bersinambungan bagi para mitranya. Hal tersebut direalisasikan dengan terus meningkatkan kualitas produk dan layanan, sehingga produk Karya Anak Bangsa dapat menjadi aplikasi on-demand dengan jumlah pengguna aktif bulanan terbesar di Indonesia.
Untuk meningkatkan kesejahteraan mitra, ada tiga aspek penting yang menjadi perhatian Gojek, seperti pendapatan yang berkesinambungan, pengelolaan kekuangan yang baik, dan pengembangan skill serta pengetahuan. Ketiga formula tersebut, ternyata sukses digabungkan melalui inovasi-inovasi yang diberikan oleh Gojek.
“Untuk mencapai ke tiga hal tersebut, kami selalu memasukan agar inovasi yang dihadirkan mampu mendukung unggulnya kualitas layanan Gojek. Tidak berhenti sampai di situ, kami juga menginisiasi Bengkel Belajar Mitra (BBM) dan mengembangkan program Gojek Swadaya,” ujar VP Corporate Affairs, Michael Reza Say dalam keterangan tertulisnya, Selasa (6/8).
Visi dan upaya untuk mensejahterakan ternyata dapat dirasakan oleh para mitra. Salah satu yang merasakan adalah Berlodeski. Sebelum bergabung menjadi mitra GoCar, pada 2015, Berlodeski mengalami musibah.
Musibah tersebut, disebabkan karena perusahaan yang telah dirintis oleh Berlodeski terpaksa harus gulung tikar karena defisit dan tidak lagi sejalan dengan rekan bisnisnya. Meskipun mengalami cobaan yang cukup berat, ia tetap menunjukan sikap terus berusaha dan pantang menyerah dalam menghadapi masalah.
Pasca permasalahan tersebut, tepatnya pada April 2017, Berlodeski memutuskan untuk bergabung menjadi mitra GoCar di Gojek. Setelah bergabung selama satu tahun menjadi mitra GoCar, ia bersama sang istri diberikan kesempatan untuk menjalani ibadah umroh.
Tak hanya diberikesempatan untuk menjalankan ibadah umroh, ia juga mengatakan ketika bergabung menjadi mitra GoCar, dirinya merasa nyaman, memiliki kepercayaan lebih, dan diberikan kelancaran dalam memberikan kehidupan bagi keluarga kecilnya di rumah.
“Memasuki 2018, saya mulai merasakan nyaman dan memiliki kepercayaan lebih untuk berada di jalan karena GoCar selalu memberikan saya order,” ujar Berlodeski saat ditanyai pengalaman menjadi mitra GoCar.
Bahkan, ia juga memberikan tips untuk para mitra yang memiliki keluh kesah karena sepi orderan.
“Banyak teman-teman saya (para mitra) yang berkeluh kesah karena tidak memperoleh order yang melimpah. Namun hal tersebut alhamdullilah tidak saya rasakan karena saya selalu menjalani pekerjaan ini dengan benar, semangat, dan iklas,” kata Berlodeski.
Setelah dua tahun menjadi mitra dan mendapatkan modal, ia membuka usaha kembali dan menjadi pemasukan tambahan bagi keluarganya.
“Di awal 2019, saya pun membeli hak bisnis sebagai distributor salah satu perusahaan Tour and Travel di Indonesia untuk keluarga saya,” ujarnya.
Meskipun di tengah kesibukan menjadi mitra GoCar, ia tetap menyempatkan diri untuk memperlajar hal-hal baru yang dirasanya akan sangat berguna kelak di kemudian hari.
“Disela kesibukan sebagai mitra GoCar, saya pun tetap menyempatkan diri untuk mempelajari dan menjalani usaha tersebut,” tutupnya.
Penulis: Dea Duta Aulia