Kanal Distribusi Keagenan Cigna Melonjak Tajam
tahun lalu Cigna meraih peringkat ke-22 di ranking Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), atau naik dari tahun 2017 yang di posisi ke-25
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perusahaan asuransi jiwa PT Cigna Asuransi Indonesia (Cigna Indonesia) meyakini akan mencetak pertumbuhan signifikan untuk kanal distribusi keagenan sepanjang tahun ini.
Hal itu didukung semakin masifnya layanan digital serta penetrasi para flying agen Cigna ke berbagai
daerah di pelosok Tanah Air.
“Kami optimistis hingga akhir tahun nanti pertumbuhan keagenan mencapai 40 persen.
Makanya, kami yakin peringkat kami di AAJI akan terus meningkat,” ujar Director and Chief
Distribution Officer Cigna Indonesia Dini Maharani seusai acara Top Agent Award 2018 Asosiasi
Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) di Solo, Jawa Tengah, Sabtu (10/8).
Dini menjelaskan, tahun lalu Cigna meraih peringkat ke-22 di ranking Asosiasi Asuransi Jiwa
Indonesia (AAJI), atau naik dari tahun 2017 yang di posisi ke-25.
Pencapaian itu ikut didongkrak kenaikan pendapatan premi dari keagenan.
Cigna memulai kanal distribusi keagenan sejak 2015 untuk melengkapi kanal distribusi telemarketing dan kanal distribusi affinity marketing (mitra institusi keuangan dan nonkeuangan).
Menurut Dini, kontribusi dari kanal ini meningkat tajam setelah pada awal 2017 Cigna
memperkuat agen-agennya dengan aplikasi digital yang dikenal dengan e-apps.
Inovasi layanan aplikasi digital ini memang diluncurkan untuk mendukung pertumbuhan bisnis keagenan.
Baca: Jokowi Ungkap Alasannya Tiga Tahun Rayakan Idul Adha di Jawa Barat
Dengan sistem terintegrasi, aplikasi elektronik e-apps ini akan meningkatkan efisiensi dan
profesionalitas para agen, sehingga akses nasabah untuk memperoleh asuransi Cigna Indonesia
semakin cepat dan mudah.
Dini menjelaskan, aplikasi digital itu didesain untuk membantu agen mengenali dan
menganalisa kebutuhan finansial nasabah.
Agen bisa memberikan rekomendasi produk asuransi yang sesuai tujuan keuangan nasabah. Nasabah dapat mengetahui ilustrasi produk yang akan mereka beli, termasuk jumlah premi, dan benefit yang akan mereka peroleh.
Selain itu, pengajuan asuransi juga dapat dilakukan lewat aplikasi yang terintegrasi dengan sistem Cigna Indonesia. Lewat e-apps itu, proses pengajuan asuransi menjadi sangat cepat.
Agen bisa menjual produk Cigna di mana saja dan kapan saja.
“Tidak ada lagi hard copy di mana agen bolak-balik ke kantor pusat. Lewat e-apps, pengajuan
langsung ditandatangani lewat tablet agen dan langsung terkirim ke kantor pusat untuk under writingnya,” papar dia.
Saat ini dari 500 agen yang dimiliki Cigna, hampir seluruhnya telah menggunakan e-apps untuk
melayani nasabah. Ia melanjutkan, layanan e-apps itu juga sangat menolong para flying agent
yang menjadi “agen spesial” Cigna.
Mereka bisa menjangkau daerah-daerah lain dengan cepat.
Dari puluhan perusahaan asuransi jiwa di Indonesia, saat ini baru Cigna yang serius mengelola
dan memiliki flying agent. Menurut Dini, flying agent mirip sniper di dunia militer.
Baca: Indahnya Toleransi, Masjid Istiqlal Terima Seekor Sapi Kurban dari Gereja Katedral
Mereka memiliki tugas khusus dengan pencapaian target jitu. Performa pencapaian flying agent Cigna
yang jumlahnya sekitar 40 orang itu mencapai 85 persen.
Ia menambahkan, para flying agent ini memberi kontribusi sekitar 35 persen dari pendapatan
premi bisnis baru Cigna dari kanal distribusi keagenan.
Berdasarkan catatan, tahun lalu, pendapatan premi bruto Cigna dari kanal distribusi keagenan
sebesar Rp 93,87 miliar.
Cigna meraih rata-rata pertumbuhan tiap tahunnya di kanal distribusi ini sebesar 57,05 persen. Tahun 2017, pendapatan premi bruto atau total Gross Written
Premium (GWP) keagenan sebesar Rp 75,48 miliar dan tahun 2016 senilai Rp 39,73 miliar.
Kontribusi dari kanal keagenan terhadap GWP Cigna sebesar mencapai 8,2 persen, padahal dua
tahun sebelumnya baru 3 persen. Pada kuartal pertama tahun ini, pendapatan premi bruto dari
keagenan mencapai Rp 19,53 miliar.
Baca: Dialog: Pilih Asuransi Murni atau Unit Link? (2)
Menurut Dini, dengan flying agent, pihaknya tidak perlu memiliki banyak kantor, dan itu
mengurangi pengeluaran bagi perusahaan, Sepanjang tahun ini, pihaknya sama sekali tidak
ekspansi untuk penambahan jaringan kantor karena fokus pada pengembatan platform digital.
“Tapi tahun depan kami akan buka satu atau dua kantor sebagai branding Cigna,” ujar dia.
Ia menjelaskan, kenaikan di kanal distribusi keagenan tidak akan menyurutkan Cigna untuk
tetap mengembangkan kanal bisnis telemarketing yang menjadi kontributor utama Cigna.
“Keagenan tumbuh tinggi, sedangkan telemarketing turun. Tetapi keduanya saling mendukung,
akan jalan beriringan. Pendekatan ke nasabah sudah menggunakan sistem, dan setiap kanal
akan saling memperkuat, seperti produk sederhana dijual lewat telemarketing, dan produk
lanjutannya diperkuat agen,” papar dia.
Tahun lalu, Cigna meraih pendapatan premi bruto atau GWP dari kanal distribusi telemarketing
sebesar Rp 713,14 miliar atau memberi kontribusi 62,1 persen dari total GWP Cigna yang
mencapai Rp 1,14 triliun. Pada kuartal pertama 2019, GWP dari telemarketing mencapai Rp
169,75 miliar
Dini menjelasan, khusus penguatan di bisnis digital, pihaknya menggandeng sejumlah portal
aggregator untuk memasarkan produk asuransi Cigna. Termasuk menggandeng broker asuransi
digital.
Perubahan
Menurut Dini, layanan digital ternyata mulai mengubah awareness publik terhadap asuransi.
Selama ini ada idiom, produk asuransi bukan produk yang dibeli, melainkan dijual.
“Ternyata berangsur-angsur sudah terjadi shifting, masyarakat sudah mencari produk asuransi. Hal ini
karena awarenes terhadap kesehatan sudah tinggi.
Artikel-artikel kesehatan sudah viral ketimbang masyarakat dulu. Kesehatan sekarang sudah menjadi gaya hidup,” tuturnya.
Diakui, hal itu tentu akan membantu penetrasi asuransi di Tanah Air. Apalagi, sudah beberapa
tahun ini bertahan di angka 2,9 persen.
“Ke depannya harusnya penetrasi lebih bagus,” ujar dia.
Sementara itu, saat acara pembukaan TAA AAJI 2019, Ketua Dewan Pengawas AAJI Budi
Tampubolon mengatakan, perhelatan akbar para agen asuransi itu bisa ikut mendongkrak
penetrasi asuransi jiwa di Indonesia. Tema TAA AAJI tahun ini mengangkat tema Kirana
Nusantara.
Agenda nasional ini diharapkan dapat memacu para agen asuransi jiwa untuk memberikan
pencapaian terbaik setiap tahun.
“Dengan tema Kirana Nusantara, kami berharap agen asuransi jiwa Indonesia dapat lebih termotivasi untuk meningkatkan prestasinya kepada masyarakat, khususnya masyarakat kalangan menengah ke bawah sehingga menjadi lebih sadar asuransi dan tergerak untuk memiliki polis asuransi jiwa,” ujarnya.
TAA AJI 2019 terbagi menjadi tiga kegiatan yang berlangsung pada 8-9 Agustus 2019.
Hari pertama diisi program tanggung jawab sosial industri (Industri Social Responsibility) yang
berupa pemberian sembako dan cek kesehatan bagi tukang becak, khususnya di Solo, serta
perbaikan dan revitalisasi taman di salah satu area Stadion Manahan Solo.
Dalam waktu bersamaan, di lapangan De Tjolomadoe, Karanganyar digelar Pasar Rakyat selama sehari penuh.
Selain menjadi ajang edukasi bagi masyarakat melalui promosi stand-stand perusahaan asuransi
jiwa, masyarakat bisa mengikuti berbagai permainan, mencicipi kuliner, lomba band, dan
modern dance antar pelajar dengan puncak acara yang dimeriahkan oleh artis dan band ibu
kota. Pada hari yang sama digelar program motivasi agen dengan konsep convention.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.