DRIM AAJI 2019, Telusuri Potensi Pasar Asuransi Jiwa di Kalangan Generasi Milenial
Teknologi tidak hanya mengubah perilaku individu dalam melakukan kegiatan seharihari, namun juga mengubah pelaku bisnis dalam menjalankan bisnisnya.
Editor: Hasanudin Aco
Wiroyo menambahkan melalui seminar ini, diharapkan nantinya perusahaan asuransi dapat menganalisa secara tepat dan dapat menentukan keputusan bisnis terbaik guna meraih potensial generasi milenial, melalui literasi dan inklusi keuangan berbasis digital yang dilakukan.
Selain mengikuti seminar, peserta dari Industri Asuransi akan mendapatkan 40 Poin
Manajemen Program Manajemen Risiko Asuransi dari Asosiasi Ahli Manajemen Asuransi
Indonesia (AAMAI).
Kinerja AAJI positif
AAJI telah menghimpun 59 data yang dirangkum dari perusahaan-perusahaan asuransi jiwa anggota, dari 60 perusahaan anggota.
Data yang telah diolah tersebut mencatatkan industri asuransi jiwa Indonesia, di kuartal kedua
2019 secara keseluruhan mencatat pertumbuhan total pendapatan industri asuransi jiwa
meningkat 31,9%.
Hal ini memberikan gambaran yang positif, kinerja asuransi jiwa Indonesia akan memperoleh prospek pertumbuhan yang baik di tahun 2019 ini.
Ketua Dewan Pengurus AAJI Budi Tampubolon, menyampaikan bahwa pencapaian Total Pendapatan industri asuransi jiwa Indonesia kuartal kedua 2019 meningkat 31,9%, sebesar Rp. 118,32 triliun dibandingkan dengan kuartal yang sama tahun sebelumnya Rp. 89,73 triliun.
Budi mengatakan pada kuartal kedua 2019, AAJI mencatat Total Pendapatan, Total Klaim dan
Manfaat yang dibayarkan serta jumlah Agen berlisensi di industri asuransi jiwa mengalami
pertumbuhan, meski total Pendapatan Premi mengalami perlambatan.
Kuartal Kedua 2019, total Pendapatan Premi tercatat mengalami perlambatan 3,6% sebesar Rp.
90,25 triliun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp. 93,58 triliun,
dan memiliki kontribusi terhadap Total Pendapatan sebesar 76,3%.
“Terhitung 60,5% dari Total Premi tersebut merupakan kontribusi dari Premi Bisnis Baru
sebesar Rp 54,7 triliun dan mengalami perlambatan 8,8%, sementara 39,5% merupakan
kontribusi dari Premi Lanjutan sebesar Rp 35,68 triliun, yang meningkat sebesar 5,8%
dibandingkan kuartal yang sama tahun lalu,” papar Budi.
Perlambatan Premi Bisnis Baru dipengaruhi oleh melambatnya kinerja saluran distribusi
bancassurance sebesar 16,8% dan saluran keagenan sebesar 8,6% dan masing-masing
berkontribusi sebesar 50,8% dan 27,5%.
Pendapatan Premi Bisnis Baru yang berasal dari produk asuransi kesehatan memiliki kontribusi
sebesar 5,9% dari keseluruhan Total Pendapatan Premi Bisnis Baru.
Hal ini menunjukkan bahwa produk asuransi kesehatan tetap menjadi produk yang diminati oleh masyarakat Indonesia.
Total Pendapatan industri asuransi jiwa juga dipengaruhi oleh hasil investasi, meningkat tinggi,
sebesar 373,4%, menjadi Rp 22,84 triliun dibandingkan periode tahun lalu.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.